Kamis, 21 Januari 2010

Belajar merangkai kata menjadi makna


Sulaiman menuliskan surat Cintanya kepada Ratu Bulqis, Ratu Cantik yang elok rupawan, rembulanpun malu menampakkan wajah, merasa tak mungkin menyaingi sang ratu, Matahari bersinarpun menunggu siapnya sang ratu, Di halaman muka ditulis, "Dari Sulaiman"

Kemudian di halaman tengah ditulis,

"Bismillahirrohmani rrohim".
"Ala ta`lu alaya wa`tuni muslimin".
Datanglah wahai pencinta, dengan ketundukanmu kepadaku, dan dengan ketaatanmu kepadaku, Janganlah engkau menolak kebenaran, dan jangan berbuat seenaknya sendiri di bumi Tuhan,

Datanglah..datangla h dengan kepasrahan, Yusuf sang pemilik Cahaya separo manusia dunia, melantunkan getar cinta pada Zulaikha yang tua dan buta, yang masih terus menggumamkan nama Yusuf di bibirnya,

"Yusuf..yusuf. ...."

Diakah yang terdengar langkah kakinya di sana?,
ketika iring-iringan pasukan kerajaan melintas rumahku ? Ataukah, dia duduk di atas kuda putih dengan baju sang Raja ?"

"Yusuf..yusuf. ....

Bertahun-tahun sudah bibir Zulaikha kering dengan nama Yusuf dilantunnya. ....

Satu waktu Yusufpun berkata,

Datanglah wahai Zulaikha, Datanglah sang Pencinta,
Datanglah... .... dengan wajah dan kecantikanmu yang dulu dengan ketegaran dan kekuatanmu yang dulu, marilah menemani aku, di kursi sang Penguasa,

Qois si Majnun merintih sedih melihat Layla dari kejauhan dan berseru lirih, Janganlah engkau datang Layla....jangan, aku tidak sanggup menatap wajahmu, aku tidak sanggup berdekatan denganmu, aku tidak sanggup bersanding denganmu, Tubuhku gemetar luruh dan hendak meleleh ketika mendengar namamu, janganlah engkau menghampiri ku Layla,

Cintaku tak cukup kuat untuk menjagaku tidak lebur ke dalam dirimu, Musa yang sedang dilanda asmara naik ke gunung Tursina, Dan mendengar seruan dari kekasihnya,

"Datanglah ke sini wahai kekasihKu, datanglah ke sini wahai pecinta, akan kau temui api yang membakar jiwa,
Musa terdampar pingsan dalam samudra luapan cahaya cinta....

Muhammad menahan rasa di dada, ketika Aisyah berbicara tentang Khodijah, dan berkata,
"Tidak..sekali lagi tidak ada seorangpun yang dapat menggantikan Khodijah,

Dia menerimaku dikala semua orang mendustakanku,
Dia beriman kepadaku, dikala semua orang memalingkan muka dariku, Dia mengorbankan harta dan jiwanya, dikala semua orang takut untuk menyebut namaku,"

Datanglah kemari wahai Pencinta, Datanglah kemari, disini tempat bertemunya Gibran dengan May Ziadah,

Di sini tempat bertemunya si Majnun dengan Layla, disini tempat bertemunya Rumi dengan Syams at Tabriz, disini tempat bertemunya Iqbal dengan Rumi,

Di sini, di Jabal Rohmah ini tempat bertemunya Adam dengan isterinya, Di sini tempat bertemunya Sulaiman dengan sang Ratu, di sini tempat bertemunya Yusuf dengan Zulaikha, di sini tempat bertemunya Ali dan Fatimah az-Zahra,

Di sini tempat bertemunya Muhammad dengan Khodijah,

Datanglah wahai Pencinta, datanglah,

Di sini tempat pertemuannya sang Maha Pemaksa dan sang Maha lemah Lembut,

Disini tempat pertemuannya sang Memberi tanpa diminta, dan sang Memberi dengan diminta,
Di sini tempat pertemuannya sang Penghukum dan sang Pengampun,

Di sinilah, diJabal Rohmah, Rumah bayi .... Samudra tanpa tepi........ ........


Proses KENAL sampai DEKAT

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puja dan puji hanya pantas bagi Alloh.
Pemilik segala keagungan dan ke besaran.
Dialah yang Maha Perkasa dan Yang Maha Pemaksa.
Yang menciptakan semua yang ada di dunia ini untuk manusia.

Sholawat serta salam bagi utusanNya,
Nabi segala jaman, rohmatan lil alamin,
Nabi untuk seluruh umat manusia,

Dulu, sekarang dan untuk yang akan datang.


Syukur pada sang Guru yang telah memberiku peringatan-peringat an, dan telah membimbingku dengan kesabaran yang tiada batas bak lautan tanpa tepi.
Maka perhatikanlah dengan sungguh-sungguh akan hal ini.

Alloh tlah memberikan pada manusia, Amtsal-amtsal,
perlambang-perlamba ng, analog-analog, tanda-tanda, yang kesemuanya ada di dalam alam dunia ini.

Alam Dunia adalah Alamat atau tanda-tanda atau bayangan dari Alam akherat, Alam akherat adalah alamat atau bayangan atau tanda-tanda keberadaan Alloh.

Sebelum kumulai,

pahamilah, bahwa Yang Nyata adalah Alloh,
dan menampilkan kenyataan-kenyataan Nya di dalam alam akherat, dan memberikan perlambang-perlamba ng di alam dunia ini.

Semua perlambang-perlamba ng yang ada (di dunia), adalah menerangkan kenyataan-kenyataan yang hakiki.

kali ini, akan kuceritakan tentang perlambang "hubungan",
antara manusia dengan manusia, antara Laki-laki dengan Wanita, sebagai perlambang "hubungan" antara manusia dengan Tuhannya.

Sudah sama-sama kita fahami,
Bahwa timbulnya suatu `hubungan`, adalah di dahului dengan adanya suatu `perkenalan` ,

Dan dari `perkenalan` itulah akan berlanjut kepada `kedekatan`.

Di dalam kebiasaannya manusia, maka proses hubungan adalah di awali dengan proses `perkenalan` .
mulailah kita dari mengenal Namanya, kemudian mengenal nama-nama yang lain yang dimilikinya, atau nama kompletnya atau nama panggilannya, kemudian dilanjutkan mengenal sifat-sifatnya, kemudian dilanjutkan mengenal apa-apa yang disukainya, seperti hobinya apa, kesukaannya makanan apa, atau minuman apa, dll.
dan apa-apa yang dibencinya, apa-apa yang dapat membuat dirinya marah,dll.

Siapa saja sahabat-sahabatnya, Siapa saja saudara-saudaranya,
Dimana rumahnya,

Demikian jugalah sebenarnya hubungan antara manusia itu dengan Tuhannya.
Yang paling awal adalah PERKENALAN.

Sebagaimana hadits Nabi,"Awaluddin ma`rifatulloh" .
"Awal-awal di dalam beragama, adalah mengenal Alloh".

Atau dipahami, bahwa yang paling awal sekali yang mesti dilalui, adalah "mengenal Alloh".atau "Ma`rifatulloh"

Analog dengan keterangan di atas, Kita dapat mengenal Alloh,
Dengan mengenal dari namaNya dahulu, kemudian mengenal nama-nama lain yang dimilikiNya, kemudian mengenal sifat-sifatNya, kemudian mengenal apa-apa yang disukai, dan apa-apa yang dibenciNya.
kemudian mengenal siapa yang menjadi Utusan-utusanNya, Wakil-wakilNya, sahabat-sahabatNya, malaikat-malaikatNy a, kitab-kitabNya.

Nah, kesemua hal di atas adalah merupakan proses awal di dalam kita `berhubungan` ,

Kemudian, marilah kulanjutkan.

Setelah kita `mengenal` lawan jenis kita, kemudian timbullah `intensitas` di dalam `hubungan`, maka beranjaklah kita dari proses yang hanya `kenal`, menuju satu proses lain yaitu `dekat`.

Demikian pula `hubungan` manusia dengan Tuhannya.
Setelah manusia itu `mengenal`-Nya, siapa namaNya, dll,
maka `intensitas` `hubungan ini ditingkatkan, dengan cara `muroqobah`, atau `memperbanyak ingat` kepada Tuhannya.

Banyak cara di dalam meningkatkan hubungan ini, ada banyak cara di dalam meningkatkan `intens`-nya hubungan ini.

Maka, bagi pria dan wanita, kadang ada yang memakai cara di dalam meningkatkan hubungan ini dengan, seringnya telpon,
seringnya ketemu, seringnya berkomunikasi, seringnya jalan-jalan bersama, sampai-sampai pertemuan itu kadang `ingin`nya kita adalah kapan saja, dimana saja, dan dalam keadaan apa saja.

Demikian juga hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Untuk meningkatkan intensitas hubungannya, maka ada yang sering-sering berdo`a kepadaNya, ada yang istiqomah Sholat wajib ditambah sholat sunnahnya, ada yang mengintens-kan dzikir kepadaNya dengan menyebut-nyebut namaNya.
apa saja namaNya, seringNya disebut, adalah dalam rangka meningkatkan `hubungan` manusia dengan Tuhannya.
ada pula yang menyadarkan dirinya, bahwa di dalam keadaan apa saja, di dalam melihat apa saja, disadarkan dirinya, bahwa Alloh-lah yang menciptakan semua itu, bahwa Alloh-lah yang mengatur gerak kejadian semua itu,


Sahabat Abu Bakar Shiddiq r.a pernah berkata,

"Sebelum melihat segala sesuatu, aku melihat Alloh".

Sahabat Umar bin Khottob r.a pernah berkata,

" Setelah melihat segala sesuatu, aku melihat Alloh".

Abu bakar memakai sudut pandang,

bahwa Alloh sudah diyakini Yang menciptakan segala sesuatu di dunia ini.

Sehingga sahabat Abu Bakar mengatakan,

"Sebelum melihat segala sesuatu, aku melihat Alloh".

Sahabat Umar memakai sudut pandang,

Setelah melihat segala sesuatu,

Maka diingatlah Alloh sebagai penciptanya.

Sebab itu sahabat Umar mengatakan,

"Setelah melihat segala sesuatu, aku melihat Alloh".


Dan pertemuan-pertemuan itu ditingkatkan, kapan saja,
dimana saja, dan dalam keadaan apa saja, melalui mengingat-ingatNya, atau Dzikir kepadaNya dalam keadaan apa saja.
Baikpun dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berbaring.

Semua proses itu, adalah untuk memproses dari tahap PERKENALAN sampai di dalam tahap KEDEKATAN.
Belum mencapai tahap KEAKRABAN.

Satu waktu, Ketika aku ada di dalam Kampus biru, Kutolehkan kepala tuk mencari seorang temanku di dalam kelas,

Tiba-tiba, seolah terkena sebuah magnet yang besar, Kepala tak dapat kugerakkan, Pandangan mataku terhenti, Kelopak mata tak mau lagi berkedip, Jantungku seolah berhenti berdetak, Tenggorokanku mengering,

Nafas seolah ikut terhenti.... ..

Sosok bak bidadari yang turun dari langit, Menjelma menjadi mahasiswi di sini, Rambut ikal panjang sebahu bergelombang seperti gelombangnya lautan lepas, Wajahnya yang putih bersinar, seolah pahatan marmer sang Maha Kuasa,

Matanya bersinar bak mata kucing dikegelapan, Hidungnya yang mungil seperti puncak gunung Tursina, Bibirnya yang indah seperti kelopak mawar merah yang mekar di tengah taman sang Raja.

Perpaduan dengan kaus hijau cerah casual,

Seperti pemandangan- pemandangan keindahan alam di dalam lukisan-lukisan karya Van Gogh.

Seolah semua berjalan lambat dalam play dan pause secara bergantian, Benar-benar aku terkena panah si Cupid.

Setiap gerakannya membisikkan keindahan, Setiap diamnya menjanjikan kesejukan... .

Sungguh Allohul Jamil Yuhibbul Jamal .
Alloh Maha Indah, dan meciptakan sesuatu yang begitu indahnya
"Se..ssiapa¡Kanak itu ?" tanyaku pada temanku,

"Batu permata sang Penjaga?

Yang bersih suci seperti bayi?

Yang akan melantunkan suara-suara merdu surgawi?

Begitulah namanya,

Beberapa hari sejak saat itu, Hatiku gundah, Malamku resah,
Hidupku tak jenak sudah, Meski sudah ku tahu namanya,
Dan meski pula sudah kutahu dimana rumahnya, Tetapi aku belum mengenalnya, Sampai satu waktu memang ada satu alasan yang masuk akal, Meski memang dibuat-buat. .he..he.. he..

Aku memberanikan diri mendatangi rumah sang bidadari?
Untuk pinjem catatan kuliah..

He..he..he..

(Rencananya nanti akan kukembalikan selembar-selembar aja, biar ada alasan untuk terus mendatanginya? he..he..)


Perkenalan kemudian terjadilah, Ketika banyak orang masih sibuk dengan mempelajari teori-teori, Ketika banyak orang masih kasak kusuk ingin mengenalnya, Ketika banyak orang masih tanya sana tanya sini,

Siapa namanya ?
Dimana rumahnya ?
Kesukaannya apa ?
Yang tidak disukai apa ?
Aku sudah mengenalnya,
Aku sudah pernah datang kerumahnya, Aku sudah tahu apa yang disukainya, Aku sudah tahu apa yang tidak disukainya,

Dan aku sudah menyampaikan hasratku untuk bersahabat dengannya,

Sesuatu yang sulit?
Sesuatu yang sulit terjadi antara pria dan wanita, Yaitu "persahabatan"

Kudatangi taman kehidupan itu,

Kuberhenti di depan bunga mawar merahku, Dan kudendangkan sajak-sajak persahabatan,

SAHABAT


Tidak kenal Benci,
Tidak kenal Cinta,
Sahabat, Tidak kenal Marah,
Tidak kenal Dendam,
Tidak kenal Rindu,
Sahabat,
Yang dikenal hanya Kasih,
Yang dikenal hanya Sayang,
Tidak kurang, Tidak lebih,

Sahabat,
Sulit dicari, Mudah terpisah,
Mudah berubah,
Sahabat, Sesuatu yang indah,
Karena?.,
Persahabatan, Adalah?,

Sesuatu yang ideal.

(Nop.93)

Bagaimana persahabatan itu bukan merupakan sesuatu yang ideal ?

Seandainya "Persahabatan" itu adalah jembatan, Sebuah jembatan emas, Yang membentang antara pegunungan benci dan cinta, Yang membelah jurang menjadi jurang musuh dan kekasih, Yang menghubungkan antara aku dan dia,
Maka,

Ketika engkau terjerumus ke dalam jurang yang sebelah kiri, Jadilah engkau menjadi musuh bagi yang lainnya,
Ketika engkau terjerumus ke dalam jurang sebelah kanan, Jadilah engkau menjadi kekasih bagi yang lainnya,
Bayangkanlah !

Betapa sulitnya untuk tetap berjalan di atas jembatan emas,
Jembatan "Persahabatan" .

Ketika kudendangkan nada-nada persahabatan, Ketika kubacakan sajak keindahan persahabatan, Kuberharap jatuhnya diriku ke dalam sisi jurang yang sebelah kanan, Biarlah satu waktu nanti, bila pintu-pintu pagar sudah terbuka, Aku akan melontarkan diriku dari jembatan emas ini, Jatuh kedalam sisi jurang yang sebelah kanan.

Biarlah satu waktu nanti, Bila kutemukan gerbang diri yang terbuka, Aku akan melemparkan diriku ke dalam jurang seorang kekasih, Biarlah satu waktu nanti, Bila tlah kutemukan kunci pintu diri, Aku akan menenggelamkan diriku ke dalam lautan cinta,

Jembatan emas telah mengantarkanku ke dalam kebimbangan dan penantian, Jembatan emas telah menemaniku di dalam kekhawatiran dan penegasan... .

Proses KEDEKATAN sampai AKRAB

Setelah sudah kita ketahui proses dari KENAL sampai menjadi DEKAT,

maka marilah sekarang, aku bercerita tentang proses dari DEKAT menjadi AKRAB.

Dari KENAL menjadi DEKAT,

memang prosesnya adalah melalui peningkatan "intensitas" hubungan, atau membiasakan diri untuk bertemu atau berkomunikasi. Nah, setelah DEKAT, untuk menjadi AKRAB,

bukan lagi "intensitas" hubungan yang berperan, melainkan KUALITAS dari hubungan tersebut.

Masalah KUALITAS ini, maka mesti kita pahami YANG MENDORONG terjalinnya hubungan itu apa ??

Apakah karena KECONDONGAN atau KEINGINAN kita untuk MENDEKAT,

( di dasari oleh rasa SENANG ) ???

Ataukah kita ingin menDEKAT karena KETERPAKSAAN dan bukannya berangkat dari KECONDONGAN atau KEINGINAN KITA SENDIRI atau bukan karena RASA SENANG kita
pada sesuatu yang ingin kita dekati ???

Pada saat Laki-Laki atau Pria mendekat pada wanita, kalau karena dasar RASA SENANG, maka tidak akan kelelahan meskipun tiap hari nelpon, meskipun tiap hari njemput dia....

meskipun tiap hari mengantar dia.... tidak akan ada kecapekan.. meskipun tiap hari ngobrol dengan dia... meskipun tiap hari mendatangi rumahnya... tak akan ada kepayahan.
Jangankan bertemu tiga jam, tujuh jam bertemu saja rasanya masih kurang.

justru yang ada adalah RASA SENANG bila bisa DEKAT dengan oranga yang memang ingin di dekati.

Coba bandingkan, dan bayangkan, seandainya seorang Pria mendekati wanita karena dasar TERPAKSA.

Mungkin karena di temukan sama orang tua, mungkin karena sudah terlanjur "dijodohkan" diwaktu kecil, mungkin karena terlanjur janji, atau kalah janji, Maka yang ada adalah kepayahan, kelelahan, dan kecapekan.

Jangankan satu jam, lima menit saja terasa lama sekali.
Maka ANALOG dengan keterangan di atas, Begitu pula hubungan manusia dengan Tuhannya.

Kalau di dasari rasa keTERPAKSAAN, maka sholat lima menit saja sudah terasa lama sekali, Dzikir lima belas menit saja sudah merasa kepayahan, Puasa setengah hari saja sudah melolong-lolong mengharap datangnya maghrib yang lebih awal,

yang ada adalah KELELAHAN, KEPAYAHAN,KECAPEKAN ,
dan kemudian timbullah KEBOSANAN.

Demikian pula analog yang satunya.

Seandainya kita berhubungan dengan ALLOH didasari karena RASA SENANG, maka sholat lima waktu terasa kurang, ditambahlah dengan sholat sunnah-sholat sunnah yang lain.
Dzikir satu jam-pun terasa kurang, Puasa setengah hari di dalam satu bulan-pun terasa kurang.

Maka benarlah para sahabat Nabi, seandainya sudah menjelang berakhirnya bulan Romadhon, timbullah kesedihan di dalam hati mereka karena mereka mesti berpisah dengan bulan yang penuh Rohmat.

Kemudian tingkatkanlah "intensitas" hubungan itu dengan KUALITAS.

Bagaimanakah kualitas sholat kita ??
Bagaimanakah kualitas Puasa kita ??
Bagimanakah kualitas Dzikir kita ??

Nabi pernah bersabda,"Jaman nanti akan banyak umatku yang sholat tapi sebenarnya tidak sholat, puasa tapi sebenarnya tidak puasa, hanya mendapatkan haus dan lapar saja."

Bayangkan seandainya kita sering mendatangi seseorang, tetapi pada saat kita bertemu dengannya, pikiran kita membayangkan orang lain, atau kita ndak fokus terhadap hubungan kita dengan orang yang kita datangi tersebut.

Bukankah ini sama artinya bahwa HUBUNGAN kita meskipun intensitasnya tinggi,

tapi tidak berKUALITAS ???

Demikianlah masalah KUALITAS di dalam hubungan yang dapat menyebabkan dari DEKAT berubah menjadi AKRAB.

Maka bagi Pria yang sudah AKRAB dengan Wanita, maka terjalinlah komunikasi dua arah.

dan yang dirasakan adalah dimana saja, kapan saja, dan pada saat dia mengingatnya, seolah-olah "gambaran" itu begitu dekat, begitu dekat, bahkan seolah-olah lebih dekat lagi.

Ini ada di dalam tahapan proses AKRAB.

Alloh berfirman:

"Wananhnu aqrobu ilaihi min hablil warits"

"Sesungguhnya AKU lebih Akrob dari pada urat leher".

Bagi orang-orang yang sudah mencapai AKRAB,

maka akan merasakan kedekatan dengan ALLOH itu `rasanya` dilambangkan dengan seolah-olah `urat leher` kita-pun kalah dekat.

Proses manusia di dalam berhubungan dengan ALLOH,

MAYORITAS... ...saya katakan MAYORITAS atau sebagian besar, masih memproses diri pada TAHAP KENAL dan sedikit yang menuju DEKAT dan hanya sedikit sekali manusia yang sudah memproses dari DEKAT menjadi AKRAB.

Coba perhatikan di dalam proses KENAL,

Mayoritas manusia sekarang baru mengenal namaNya yaitu yang dikenal adalah ALLOH, dan beberapa nama yang lainnya.

Tetapi belum seluruh namaNya. Bukankah itu berarti mereka masih proses menDEKAT ??

Padahal janji ALLOH,

"bila manusia menganal asma-asmaKu keseluruhan, sorgaKu untuknya".

itu Baru masalah nama.

Umumnya manusia baru sedikit mengenal Nabi-nabiNya, kitab-kitabNya, isi dari kitabNya, dll.

Yang dikenal manusia baru sedikit.

Dan perhatikanlah ..tambah sedikit lagi manusia yang mulai masuk proses DEKAT.

Baru sedikit manusia yang memproses untuk DEKAT pada Alloh. Baru sedikit manusia yang mau untuk meningkatkan hubungan melalui mengerjakan sholat-sholat sunnah, Baru sedikit manusia yang meningkatkan hubungan dengan Alloh melalui memperbanyak DZIKIR,

Baru sedikit manusia yang meningkatkan hubungan Alloh melalui memperbanyak PUASA,
Masih sedikit manusia yang meningkatkan INTENSITAS hubungannya dengan ALLOH.

Tidak pantaskah seandainya kita merasa PRIHATIN akan hal ini ????

Sungguh akan dapat dihitung (karena sedikitnya) bila kita menanyakan,

berapakah manusia yang sudah AKRAB dengan ALLOH ????

Pahamilah bahwa tahap DEKAT barulah dari satu sisi tampak hubungan, tetapi tahap AKRAB, sudah dari dua "sisi" terjalin komunikasi yang menyenangkan.

Orang Jawa berkata,

"Witing tresno jalaran soko kulino",

" Pohonnya cinta, adalah karena faktor kebiasaan".

Meskipun kita masih dalam proses menDEKAT secara Terpaksa,

tetapi apabila itu DI-ISTIQOMAHI, maka akan timbullah rasa SENANG sebagai proses menuju "Tresno".

Para ahli pikir barat pernah berkata,

"Kebohongan yang diulang-ulang, satu ketika akan diyakini sebagai kebenaran".

Coba seandainya,

"Satu kebenaran yang kita ulang-ulang, kita ISTIQOMAHI,

maka tidak mengherankan apabila akan meningkatkan KEYAKINAN kita".

Ketika langit dan bumi bertemu, Cahaya lembut dan hangat mentari akan menyelusup menembus sela-sela awan di langit,

Dan akan menerobos pori-pori tanah di bumi,
Menimbulkan kenyamanan dan kesejukan, Kehangatan yang indah dan alami..

Terasa kesejukan itu bersemayam di dalam dada, Terasa kehangatan itu menjadi tamu di dalam jiwa, Hangatnya cahya matahari menghangati kehidupan, Dan menumbuhkan bunga-bunga di taman semesta, Menyiangi padi sang petani,

Menyemai dan mempersiapkan sawah-sawah yang terhampar indah.
Titik protein bergerak hidup menjadi sosok makhluk, Dan tersenyum ramah pada Louis Pasteur sang peneliti.

Dedaunan mamasak dengan api cahya sang mentari, Di dapur klorofil, Bau segar oksigen keluar dari panci-panci kehijauan.

Indahnya cinta, Indahnya cinta?

"Meski Cinta tak harus memiliki,

Sebab cinta tlah cukup untuk cinta.

Timbulnya rasa cinta,

Merupakan hadiah terbesar bagi seorang pecinta"

Cinta seolah hujan yang turun di tengah padang pasir yang kering, Siraman kehidupan pada tanah-tanah yang tandus,

Turunnya harapan dan berkah bagi sebuah penantian yang lama.

Geraknya gemulai bak penari balet di tengah panggung opera.
Kadang secepat alunan melodi Classic sang Maestro.
Dan aku kini duduk di balkon menyaksikan pantulan cermin sang Maha Indah.

Apa peduliku dengan antrean tiket yang panjang ?
Apa peduliku dengan rival-rival yang terus menantang ?
Apa peduliku dengan badai dan halilintar yang menyambar-nyambar ?
Apa peduliku dengan dendang lagu metalica digendang telingaku ?

Tak ada sisa tempat dalam hatiku untuk semua itu.
Hatiku kini dipenuhi oleh harum semerbak mewangi bunga cinta.
Hatiku kini terisi dengan minyak zakfaron surgawi.
Hatiku kini terisi anggur tua sang Maha.
Apa saja yang dapat menyenangkan hati yang tercinta, Apa saja yang dapat menimbulkan senyum bagi yang tercinta, Apa saja yang dapat menentramkan jiwa bagi yang tercinta, Akan kulakukan dengan senang hati dan bahagia.

Seolah waktu tak berputar lagi, Seolah jarak tak menimbulkan ruang lagi.
Seolah gerak tak dapat memunculkan detik demi detik lagi.
Ketika keasyikan memandang wajah yang dicinta, membuat tak bisa mengedipkan mata lagi, Meski aku tahu,

"Itu hanyalah pantulan dari Sang Pemilik keindahan sesungguhnya" .

Rahasia yang disampaikan Yusuf pada Bazighna.

Wahai mawar merahku, Yang tersembunyi di balik bunga-bunga lain, Yang tersembunyi ditengah taman sang Raja, Inikah yang selama ini kuharapkan ?

Sosok kecocokan jiwa dan kecocokan tampilan ?

Ataukah ?
Kekosongan gurun sahara yang terlalu lama tak disirami hujan ?
Ataukah ?
Harapan bagi orang yang tenggorakannya telah kering bertahun-tahun, dari siraman air yang menyegarkan ?

Ataukah ?
Kelelahan perjalanan yang telah melemahkan kaki-kaki kecilku ?
Dan kini telah lumpuh untuk berjalan lagi ?
Ataukah ?
Memang telah kutemukan zam-zam bak Ismail di tengah Paran ?

Semua rahasia ada di dalam rahasia-Nya.

Aku hanyalah sebuah bola yang menggelinding di dalam skenarioNya.

Aku hanyalah awan yang bergerak terserah pada angin-Nya.
Aku hanyalah air yang mengalir tergantung lekuk cekung cembung sungai-sungai



Cara-cara menDEKAT

Ada banyak cara untuk menuju proses dari kenal menuju DEKAT.
Saya tidak memiliki kemampuan untuk menerangkan secara keseluruhan, hanya beberapa saja dari cara-cara tersebut dan point-point- nya saja yang akan saya sampaikan?

Inilah Cara-cara untuk menDEKAT :

"Secara lahiriyah" akan saya sampaikan.

"Secara ruhaniyah"?memang tidak saya sampaikan?(he. .he..he.. )

Perhatikanlah Cara-cara menDEKAT secara lahiriyah,

BUILDING APPROACH. ?.

Atau Pendekatan melalui pemahaman Bangunan.

Yakni pendekatan dengan memakai sarana Pintu-Pintu yang dimiliki oleh seseorang yang akan kita dekati.

Perhatikanlah Pintu-pintunya.

Ada Pintu Pribadinya ?. seperti hari lahirnya,
namanya, kesenangannya, maupun ketidak senengannya.

Contoh:

melalui hari lahirnya, pada saat kita mendekat melalui sarana hari lahirnya ini, maka beberapa proses yang halus bisa dilakukan sebagai berikut.

Bagi orang-orang yang berangkat dari kenal saja, maka mengucapkan selamat hari ulang tahun padanya (hanya mengucapkan selamat saja), sudah menunjukkan perhatian yang cukup.

Tidak lebih dan tidak kurang.

Setelah pernah kita mengucapkan selamat ulang tahun, maka pada saat yang tepat, barulah kita ikuti selamat ulang tahun tersebut dengan kartu ucapan selamat, dan berikutnya, pada saat yang tepat, barulah ditambah dengan pemberian hadiah, atau
kado yang sesuai.

Seandainya anda baru kenal dengan seseorang dimana anda ingin mendekati orang tersebut dan anda melakukan pendekatan melalui hari ulang tahunnya dengan cara LANGSUNG memberikan hadiah, (proses yang ini dikatakan kasar dan tidak halus),

Maka dampak yang ada justru akan berbeda dari yang kita harapkan. pahamilah bahwa tiap-tiap orang memiliki `daerah` privacy.

Yang artinya, untuk memasuki `daerah` pribadi itu, dalam kasus ini adalah hari uang tahunnya, maka diperlukan proses yang
tidak mendadak. Tergantung pada hubungan yang sudah kita lakukan sedekat apa.

di atas hanyalah satu contoh saja, yang dalam kenyataannya akan berbeda tergantung situasi yang ada.

Perhatikanlah apa yang menjadi kesenangannya.

Ada pepatah kuno, " kalau ingin Dekat dengan suster perawat Rumah sakit, ya jadilah pasien rumah sakit tersebut".

Maka seandainya saja wanita yang kita dekati itu kesenangannya adalah membaca novel Agatha christy misalnya, maka melalui hal itu, kita buat, kita juga senang membaca novel dari agatha christy.

Pernah salah satu agen rahasia ingin mengambil satu informasi dari seorang penjaga pantai yang kedua orang tuanya mati akibat kecelakaan.

Ketika dalam proses awal perkenalan, dan ada kesempatan saling bercerita tentang keluarganya, si agen ini mendahului bercerita bahwa kedua orang tuanya sudah mati kecelakaan pesawat terbang. Dengan cerita itu, si informan merasa senasib sehingga informasi-informasi lainnya diceritakan juga
pada si agen rahasia tersebut.

Ada Pintu Lingkungannya? ?

Seseorang memiliki lingkungan-lingkung an yang sangat berpengaruh terhadap dirinya.

Seperti sahabatnya, saudara-saudara yang dekat dengannya, ke dua orang tuanya,dll.

Pendekatan dengan cara ini adalah pendekatan tidak langsung kepada seseorang yang akan kita dekati, yaitu melalui lingkungannya.

Ada SAHABAT. ?..

Tiap-tiap orang mayoritas memiliki sahabat yang sangat berpengaruh pada kehidupannya.

Melalui pendekatan kepada sahabatnya itu, sama saja artinya dengan kita mendekati seseorang yang akan kita tuju.

Karena melalui `publisitas` dari sahabatnya, kita dapat memasuki daerah privacy seseorang tersebut dengan lebih mudah.

Demikian pula dengan saudara-saudaranya yang dekat dengan dia.
Juga kedua orang tuanya. Berapa banyak kasus, si anak tidak menyukai seorang pria, tetapi karena `paksaan` dari orang tuanya, akhirnya si anak mau juga dengan pria tersebut.

Artinya di sini, bahwa yang kita dekati adalah ke dua orang tuanya dan bukan anaknya.

Seandainya anda mendekati orang tuanya, itu sama artinya anda mendekati anaknya.

2.TIMING APPROACH.

Pendekatan melalui pemilihan waktu yang tepat.
Pendekatan ini tidak mengacu pada satu pintu saja. Melainkan melalui seluruh pintu dan hanya saja kita harus bisa membaca
timingnya.
Pepatah cina mengatakan "Memancing di air keruh".
Adalah salah satu perlambang dari memanfaatkan Timing yang ada, untuk meningkatkan hubungan ke DEKATAN supaya lebih efektif.

Pintu-pintu RASA yang ada pada seseorang, sewaktu-waktu karena kondisi internal mereka, PINTU-PINTU itu sewaktu-waktu terbuka.

Dan meski terbuka hanya beberapa waktu saja, bila kita tahu saat dimana PINTU itu TERBUKA, maka tak perlu cara macam-macam, tinggal memasuki PINTU yang sudah terbuka tersebut.

Tetapi apabila kita tidak menanggapi secara tepat dan cepat,
maka PINTU-PINTU yang sudah terbuka itu akan segera menutup kembali.

Dua hal itu saja rasanya sudah mencukupi untuk mewakili cara-cara Lahiriyah di dalam rangka mendekati wanita yang memang ingin kita dekati.

Di dalam teori perang Tzun Tsu mengajarkan, "Kenalilah kelebihan-kelebihan diri dan kenalilah kelemahan-kelemahan
diri, kemudian kenalilah kelebihan-kelebihan orang lain dan
kelemahan-kelemahan orang lain, maka peperangan pastilah engkau menangkan".

Analog dengan hal di atas, demikian juga manusia di dalam mendekat kepada Tuhannya.

Memakai Buliding Approach, berarti kita mendekat melalui sarana-sarana sebagai berikut:

1. Bisa melalui nama-namaNya yang juga berarti melalui pintu-pintuNya.

Dengan sering-seringnya berdzikir memakai salah satu namaNya. itu sama artinya kita mengetuk pintu Tuhan dari salah satu pintuNya.

2. Melalui membaca kitab-kitabNya.

Dengan seringnya kita membaca firmanNya, sama artinya kita meningkatkan komunikasi kita (ngobrol, omong-omongan, diskusi) dengan Tuhan.

Bukankah Firman Alloh itu adalah surat yang ditujukan pada kita ???

3. Melalui para Nabi-nabiNya atau para wali-waliNya.

Sama artinya kita mendekat padaNya melalui SAHABAT-SAHABATNya.

"Ati`ulloh wa `ati`u rosul", "Taat pada Alloh sama dengan taat pada rosulNya, dan taat pada RosulNya sama dengan taat pada Alloh"

4. Mengerjakan yang diperintahkanNya dan menjauhi yang dilarangNya.

Sama artinya kita mendekat melalui apa-apa yang disukaiNya, atau yang dibenciNya.

Dengan proses awal, "seolah-olah" kita juga ikut menyukai apa yang disukaiNya, dengan membenci apa yang dibenciNya.

Yang kemudian akan meningkat dengan benar-benar senang apa yang disenangiNya dan benci apa yang dibenciNya.

Perhatikanlah analog-analog, atau perlambang-perlamba ng yang sudah saya sampaikan.

Untuk cara mendekat yang melalui Timing Approach, maka Alloh
mengajarkan pada manusia, moment-moment yang pada moment itu, kita dapat lebih mengkhususkan diri di dalam menjalankan ibadah tertentu.

Contoh di bulan Romadhon, merupakan timing untuk mendekatkan diri secara lebih spesifik melalui Puasa.

Malam hari adalah timing untuk mendekatkan diri secara spesifik melalui sholat sunnah.
Bulan Sya`ban adalah timing untuk mendekatkan diri secara lebih spesifik melalui mendekat pada Nabi Muhammad (sholawat), dll,dll.

Dan kesemuanya adalah cara-cara di dalam kita menDEKATkan diri untuk menuju tahapan AKRAB.

Dari AKRAB menuju RINDU

Setelah kita sama-sama memahami proses dari KENAL menjadi DEKAT, dari DEKAT menjadi AKRAB, maka marilah kita terangkan proses dari AKRAB menjadi RINDU.

Alloh berfirman,"Bagi orang-orang mukmin, bila disebut nama Tuhannya, bergetarlah hatinya".

Di sinilah kita mulai memasuki satu tahap yang merupakan transisi antara AKAL dan HATI.

Kita mulai masuk wilayah yang agak ndak masuk akal.

Coba perhatikan, "Nama disebut, hati bisa bergetar".
Bukankah ini satu hal yang sulit dijelaskan oleh akal ???

Dalam proses KENAL menjadi DEKAT itu masih bisa kadang dijelaskan alasannya secara logis.

Dalam proses DEKAT menjadi AKRAB itupun kadang masih bisa dijelaskan alasannya secara logis.

Kenapa kita khok ingin DEKAT ???

oh...itu karena si A itu orangnya tampan gagah, atau cantik, atau karena pinternya.
Kenapa kita khok ingin AKRAB ???

oh....itu karena aku ingin dia jadi istriku...karena dia cantik..karena dia pinter,dll,dll.

Tapi begitu masuk wilayah kenapa kita khok RINDU ???
Sulitlah kita mencari alasan yang tepat.
Hal ini sudah masuk masalah RASA.
Saya jadi ingat satu lagu, "Aku makan ingat kamu,
Aku mandi dingat kamu, aku minum ingat kamu,
aku tidur ingat kamu..."

Bukankah nggak masuk akal ???

Maka dalam TAHAP dari AKRAB menjadi RINDU ini, agak kesulitan saya menjelaskan prosesnya secara TEPAT.

Kecuali sedikit gambaran, bahwa setelah proses AKRAB terlewati, maka ada satu IKATAN RASA yang tidak mampu saya lukiskan
dan tidak mampu saya kisahkan dan tidak mampu saya ceritakan karena keterbatasan bahasa manusia yang ada.

Nah, IKATAN RASA bagi yang meRINDU inilah terbentuk perilaku-perilaku aneh dan ndak masuk akal, atau ndak wajar.

Dalam tahap ini, juga muncul beberapa tanda-tanda:

1. Bila kita mendengar nama orang yang kita rindukan itu di perbincangkan di kalangan kita, maka degup jantung kita akan berdetak.

2. Kadang kemana engkau menghadap, di situ seolah-olah yang tampak adalah wajah yang kita rindukan.

Inilah tahapan RINDU.
Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak, selalu terbayang-bayang, dan keinginan bertemu yang menggebu.

Tak peduli waktu dan tempat, dimana ada kesempatan, yang dirindukanlah yang diingat.

Sudah bukan karena cantik wajah yang dirindukan atau tampan gagahnya yang dirindukan.

Bukan karena kepandaian dan keindahan tubuh yang jadi alasan, melainkan karena IKATAN RASA yang aneh yang tak dapat digambarkan.
Pahamilah dengan sebenar-benarnya tahapan rindu ini.
Dan tidak menutup kemungkinan, bahwa dalam tahapan ini,
masih memungkinkan terjadinya BERTEPUK SEBELAH TANGAN.

Dan di sinilah TRANSISI dan benar-benar TRANSISI.

Antara kebersihan Kerinduan karena proses CINTA.

Ataukah kekotoran Kerinduan karena pengaruh HAWA NAFSU.
Demikian pula hubungan manusia dengan Alloh dalam tahapan RINDU ini.

Firman Alloh:

"Bagi orang-orang mukmin, bila disebut namaNya, maka bergetarlah hatinya"

"Kemana engkau menghadap, disitu wajah Alloh"

Dalam tahapan RINDU ini, sebenarnya bertingkat-tingkat kekuatan RINDUnya.

Kembalikanlah dalam dirimu, bila belum seperti itu tanda-tandanya, maka belum pantas-lah kita mengatakan bahwa kita RINDU pada ALLOH.

Pada tahap AKRAB saja, komunikasi dua arah sudah mulai ada, entah sedikit ataupun banyak.

Pada tahap RINDU ini, komunikasi dua arah lebih banyak lagi, meskipun yang DIRINDUKAN belum tentu juga MERINDUKAN kita.

Tidak ingatkah engkau akan kisah Zulaikha saat merindukan Yusuf sang Matahari ???

Tidak ingatkah engkau akan kisah Qois si Majnun saat merindukan Laila.

Waktunya habis untuk membayangkan wajah yang dirindukan.
Mimpi-mimpi saat tidur, hanya berisi harapan agar dapat bertemu dengan yang dirindukan meski cuman beberapa saat.

Kerja ndak konsentrasi, Badan rasanya lemas, sakit yang tak terdeteksi oleh dokter.

Hanya degup jantung dan peredaran darah yang ndak normal.

Satu waktu, Ketika aku melewati sebuah pintu, Kucari-cari kunci yang bisa membukanya, Dan ketika kutemukan sebuah serat yang lusuh, "Sutra Agung Cinta Orang Tua",

di balik patung sang Budha, di balik klenteng kotor yang berdebu,
kutemukan sebuah kota yang penuh dengan istana, Melalui pintu gerbang itu, Kudendangkan sebuah lagu, Buat engkau?,
Hari ini adalah hari bahagiamu, Untukmu dan terutama sekali untuk kedua or-tu mu, Betapa bahagia hati Ibu, saat buah hati yang ditunggu, hadir dipangkuan? ibarat wanita pelit, yang menemukan harta sang Maha Kuasa.

Buat engkau, Betapa sengsara ibu,
Makan tak enak minumpun tak enak, Apalagi tidurnya?.
Selama 9 bulan lewat? Dari kecil dibesarkan,
Ayah yang menemani, Ibu yang senantiasa membimbing,

Ditempat kerja yang diingat adalah anaknya, Dapat makanan yang diingat adalah anaknya, Dapat rejeki yang didahulukan adalah anaknya, Kemudian?. Sudah besar dipinang orang,

Terpisahlah kasih? Terpisahlah perhatian?
Terpisahlah anak panah dari busurnya?
Kedua orang tua hanya ingin melihat, Anaknya berbahagia?
(23 Rojab)

Dan ijinkan aku bersyair untukmu wahai mawar merahku,
"Engkau Mawar Merah di Taman Raja-Raja"
oleh : huttaqi

Engkau Mawar Merah di Taman Raja-raja Yang kini bertambah dewasa dan bijaksana Wahai Royal Majestica !
Engkau patut menjadi idola di dalam taman raja-raja, Bagi Black Beauty si Mawar merah gelap, Bagi Delilah si Mawar ungu,

Bagi Emerald si Mawar hijau, Bagi Jacaranda si Mawar Pink,
Bagi Evergold si Mawar Kuning, Dan terutama bagi sang Harimau Persada yang ada dibuaian.

Engkau Mawar Merah di Taman Raja-Raja Yang kini mekar dan menebar wangi di sekitarmu Wahai Royal Majestica !

Wangimu menumbuhkan Coral si Mawar Orange, Lambang keinginan dan hasrat yang menggebu Maka perkuatlah,
Duri-duri pada tubuhmu, Asahlah dan pertajamlah, Sebab itu adalah senjata bagimu.

Engkau Mawar Merah di Taman Raja-Raja Yang kini mekar dan menebar harum di sekitarmu Wahai Royal Majestica !

Harum Baumu menumbuhkan GoldenTimes si Mawar Kuning,
Lambang kecemburuan yang membisu Maka berhati-hatilah,
Jangan biarkan angin menerbangkan debu kemapananmu,
Jangan biarkan angin mengguncang batang dan daunmu.
Jangan biarkan angin merontokkan kelopakmu.
Engkau Mawar Merah di taman Raja-Raja Yang sulit dicari tandingannya
Wahai Royal Majestica !

Tak ada yang dapat kuucap, Tak ada yang dapat kuungkap,

Hanya kupersembahkan 50 kuntum Mawar Putih padamu,

"The Flower of Light"


Sungguh jika kau yang mengaku orang pintar, Akan menjadi bodoh jika cinta tlah merasuk ke dalam hatimu.
Sungguh jika kau yang mengaku orang pandai, Akan menjadi tolol jika cinta telah menguasai dirimu, Mata menjadi buta, Telinga menjadi tuli, Mulut ternganga, Lidahpun kelu, Dada terus bergetar, Meski hanya nama yang kau dengar, Jangan salahkan jika ketika melihat orang lain, Yang kulihat adalah orang yang kucintai, Kemanapun aku menghadapkan wajahku, Yang kulihat adalah wajah kekasihku, Mendengar nama orang lain, Aku mencari kesamaan dengan nama-nama yang kucinta,
Melihat kesukaan orang lain, Aku teringat akan kesukaan yang kucinta, Melihat kebencian orang lain, Aku teringat pada apa yang dibenci oleh yang kucinta, Mataku buta selain memandang yang kucinta, Meski ditawarkan sepuluh pengganti yang lebih baik,
Aku akan tetap berkata "TIDAK !"

Telingaku tuli,
Tak kudengar berita jelek tentang yang kucinta,
Tak kudengar cacat cela pada diri yang kucinta, Bila ada,
Apa peduliku ?
Cintaku tetap dan tak berubah. Apapun yang akan kubicarakan,
Akan kubawa pada pembicaraan tentang yang kucinta, Bertemu dengan siapapun, Akan kuajak bicara tentang yang kucinta,
Cinta membuat seseorang menjadi bodoh dan menjadi tolol.

Jika Gibran pernah berkata,
"Jangan dikira cinta datang dari keakraban yang lama,
dan karena pendekatan yang tekun.
Cinta adalah kecocokan jiwa, dan jika itu tidak pernah ada,
Cinta tak akan pernah tercipta, dalam hitungan tahun bahkan abad"

Dan jika Dewa pernah berlirik dalam gitanya, "Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku, meski kau tak cinta kepadaku?."

Maka akupun akan berkata,

"Jangan dikira jiwa yang berbeda tak akan pernah menjadi sama,
dalam hitungan waktu, dalam hitungan masa, Sebab sumber jiwa adalah Satu, Maka memohonlah pada sang Maha Jiwa,
Dan engkau akan tenggelam dalam lautan Cinta"

Tetapi ingatlah, Wahai ingatlah !

Mencintai apa saja boleh?boleh? dan boleh
Asal tidak melebihi cinta pada tiga hal,
Cinta pada Alloh,
Cinta pada Rosululloh,
Dan Cinta pada Jihad Fisabilillah.

Jika tidak, "¡Ktunggulah hingga Alloh mendatangkan keputusanNya.

Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."

Perjalanan akan kau teruskan, Dan satu waktu, Kau akan sampai pada padang penantian, Padang kesetiaan.

Cinta bertepuk Sebelah Tangan ?
Ketika engkau ingin mengenalNya, engkau mungkin merasa tidak mendapat jabat tanganNya, lalu bagaimana mungkin engkau mengenalNya ?

Kemudian engkau mulai mempelajari karakterNya, Kemudian engkau mulai mengetahui sifat-sifatNya, tapi kembali engkau tidak merasa telah mendapat perhatian dariNya, Lalu engkau mulai memanggil-manggil namaNya,

BayangNya yang kaubuat sendiri terus menerus ada di dalam angan-angan, Engkau mulai sulit melupakanNya,

Engkau merasa akrab denganNya, Engkau merasa dekat denganNya, tapi engkau tak merasa mendapatkan balasan perhatian dariNya, Kemudian engkau merasakan kerinduan padaNya, jika namaNya disebut akan bergetar hatimu,
jika sifatNya dikatakan, jantungmu akan berdetak semakin cepat.
Tapi engkau sama sekali tidak merasa mendapatkan tanggapan dariNya, Kemudian,

Kerinduan yang sangat, merasuk ke dalam akal dan perasaanmu, Sakitnya perpisahan, dan sakitnya perasaan yang tidak terbalas,
Gundah Gulana, gelisah sepanjang malam, makan tak enak,
tidurpun tak nyenyak, kebingungan demi kebingungan, seakan menjadi orang tolol dan ada didalam kegilaan,

Perasaanmu bergelora bagai badai dari samudra tanpa tepi,
mengayunkan ombak silih berganti, mengaduk, mengobak,
menghancurkan sampan-sampan dan lambung kapal, mengoyak anjungan kapal jasmani dirimu, dan kamu tetap tidak merasa mendapatkan perhatian dariNya,

Meski sedikit saja.....

Kerinduan yang sangat, membuat engkau seperti dipadang pasir yang panas terik menyengat, setetes air akan melepaskan dahaga kerinduanmu, setetes perhatian sang Maha akan meningkatkan derajat kerinduanmu yang kian lama kian menggebu, tapi tak ada air di padang pasir penantian, tak ada setetes air di padang pasir kesetiaan,

Sampai satu ketika, tak dapat disangkal lagi, engkau telah jatuh cinta kepadaNya, dan sekali lagi, tak ada satupun tanda-tanda dari sang Maha untuk memberikan perhatian kepadamu, engkau melihat apa saja, yang tampak hanyalah Dia, engkau memandang apa saja, yang ada hanyalah Dia, bahkan engkau melihat dirimu sendiri, yang ada hanyalah Dia.....

Sampai titik inilah yang terberat di dalam proses bercinta,

Masihkah engkau akan tetap ada di dalam kerinduan yang sangat ?
Meski tanpa ada tanda-tanda dariNya ???
Masihkah engkau akan tetap dalam rasa cinta yang kuat,
Meki tanpa ada tanda-tanda dariNya ???
Masihkan engkau akan tetap menyebut-nyebut namaNya
meski tanpa ada tanda-tanda perhatian dariNya ???
Masihkan engkau akan tetap mengabdi kepadaNya ??
Meski Dia kau rasakan tak sedikitpun memberikan perhatianNya kepadamu.... ...

Cinta Bertepuk sebelah Tangan ?

Berapa lama engkau akan bertahan...

Sehari ?
Sebulan ?
Setahun ?
Sepuluh tahun ?
Seumur hidup ?
Sampai satu waktu,

Dia akan mengulurkan tanganNya untuk mengenalmu, dan Dia akan menyambut perkenalan darimu, dan Dia akan mendekatkan diriNya padamu semakin karib, semakin akrab, dan Dia juga akan mengingatmu, dan Dia juga akan merindukanmu, dan Dia juga akan mencintaimu, Rodhiyatan Mardhiyatan,

Kalau sudah begitu, seandainya engkau mengucap, Dia yang akan menjadi lidahmu seandainya engkau melempar, Dia yang akan menjadi tanganmu, seandainya engkau berjalan,

Dia yang akan menjadi kakimu Dan padang penantian telah engkau tinggalkan, Padang kesetiaan telah engkau tempuh,
Engkau sudah berada di dalam Gedung yang Samar

(sebuah renungan panjang di bulan Oktober)

30 Sya`ban 1422H

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan ? [2]

ah....seandainya saja engkau ada di padang sahara penantian ....
seandainya saja engkau bersamaku di padang pasir kesetiaan..
dan kita sama-sama menikmati perasaan kehausan yang sangat akan pertemuan.. mungkin fatamorgana air di dalam oase,
akan menyebabkan kita minum pasir bersama-sama dengan nikmatnya...

Apa bedanya fatamorgana dan bukan ?
Apa bedanya minum air ataukah pasir ?

Bagi seorang pecinta yang haus akan pertemuan... sakitnya hati seolah tubuh yang ditarik kuda dari 8 penjuru angin, terkoyak-koyak dan tercerai berai, untuk kemudian kembali lagi utuh agar bisa dikoyak-koyak lagi...

sakitnya perasaan akibat perpisahan, sungguh membuat diri ini siap mati berpuluh-puluh kali dari pada tidak bertemu meski hanya sesaat....

Seolah luka yang disayat di atas luka, apalah artinya air mata yang mengering, tanpa ada tanda-tanda dariNya ...
dan ketika air mata sudah habis, apalah artinya air mata darah yang mengalir, jika pintu hati kekasih belum terbuka....

perihnya mengalahkan luka yang ditetesi asam klorid...
nyerinya melebihi luka yang direndam dalam air garam..

Majnun bersenandung pada Laila,
"Jangan mendekat padaku kecuali aku lenyap dalam dirimu"

Zulaikha bergumam pada Yusuf,
"apa artinya mataku yang buta dan bibirku yang mengering,
tanpa pertemuan denganmu Yusuf, malam demi malam kulalui dengan keringnya hati, nyerinya hati, dan kegundahan yang tiada henti".

Farhad berkata Lirih pada Shirin,
"10 tahun penantianku padamu, tak seorangpun kuijinkan untuk menemuiku, kecuali jika hanya berbicara tentang dirimu"

Gibran merintih pada May Ziadah,
"Kekasihku yang jauh di sana mengapa rasa hati tiada terkira,
setahun tak terasa di padang penantian, satu dasawarsa tak terasa di lautan kesetiaan"

Seandainya engkau berada di padang penantian,
seandainya engkau tenggelam dalam samudra kesetiaan... ....

Kisah Khan Gozan....... ...Eta
Sudah pernahkah engkau mendengar kisah cinta ini ?
Ketika seorang anak manusia telah tertambat hatinya ?
Alkisah di sebuah kapal di atas lautan yang bergelora, Khan sedang merenung di pinggiran kapal,
Merenung? Begitu indahnya lautan,

ketika lautan yang haru biru tertebar berkilauan airnya diterpa sinar matahari..., dan ketika rambut panjang seorang gadis,

berkilat semu kemerahan, menebar terkena angin deras lautan,
memercik menerpa wajah nan rupawan... kilau kulit yang putih,

seolah memancarkan cahaya sendiri, dan pandangan mata yang tajam, menghunjam jauh kedalam lubuk lautan tanpa
tepi........
Sungguh, paduan kesempurnaan keindahan... .........

Sejak saat itu, Siang bagi Khan adalah kerinduan, Malam bagi Khan adalah penantian, Keinginan Khan hanyalah pertemuan dan pertemuan dengan sang putri, Eta, Yang telah merampok isi hatinya.

Pertemuan demi pertemuan telah terjadi.

Eta menerima Khan dengan baik hati?
Ramah, murah senyum, saling hormat-menghormati,

Saling tolong menolong?
Khan yang getol mengirim surat pada Eta,

Sementara..

Eta hanya membalas seperlunya saja?
Bahkan seringkali tak di balasnya sama sekali..

Khan Gundah,

Inginnya setiap suratnya dibalas oleh kekasihnya, Meski cuman kata sepatah atau duapatah, Meski isinya cuman caci dan sumpah serapah? Surat demi surat sudah dikirimkan,

Tapi tak ada balasan?
Khan tak kuat menahan kerinduannya,

Dikirimlah kata per kata,
"Eta, apa yang terjadi padaku ?
Mengapa ketika ada didekatmu,
Hatiku berguncang, dadaku bergetar, Tapi aku senang.

Eta,
Mengapa bayangmu tak bisa hilang dari hadapanku ? Katakanlah manisku, Katakanlah, Apa yang terjadi pada diriku ?"

Eta menjawab,
"Terlalu cepat untuk bicara soal itu Khan, Pertemuan kita masih belum cukup untuk bicara soal itu"

Kadang pula Eta yang berkirim surat kepada Khan, Ketika hanya ada keperluan saja? Tak ada tanda cinta?

Kembali dada Khan bergemuruh,

Gundah gulana,

"Katakanlah Eta, jika engkau membenciku"

Etapun membalasnya,
"Kamu terlalu baik untuk dibenci Khan"

Tapi..
Tak ada tanda cinta?
Cinta bertepuk sebelah tangan,

Tak ada sambutan tangan yang penuh cinta dari sang putri,

Tak ada?

Khan hanya bisa bergumam,

"Apa yang terjadi padaku ?

mengapa bayangmu tak bisa hilang dari ingatanku ?

Eta ?

Apa yang terjadi pada diriku ?"

"Ijinkan aku memandang wajahmu, meski hanya sekilas, meski hanya selintas, dan meski dari jarak jauh yang tak terjangkau"
"Ijinkan aku mendengar suaramu, meski hanya sumpah serapah yang kau lantunkan, meski hanya desah jengkel yang kau nyanyikan"
"Ijinkan aku melihat goresan tulisanmu, meski hanya tulisan alasan, tuk menjauh dariku"

"puaskanlah dahaga kerinduanku ini Eta,

puaskanlah??
meski hanya dengan setetes air pertemuan"

Cinta bertepuk sebelah tangan menimbulkan pusing yang keterlaluan, Keinginan hati yang tak terturuti, Menyebabkan ketidak seimbangan dalam pikiran.

Dada berdebar kencang tak ada juntrungan,
Peluh sebesar jagung meleleh menahan rasa sesak di dada,
Hati ndak karu-karuan, Seolah ada gelombang dari dalam yang mencoba menerobos keluar dada.

Menjebol, mendongkrak, meruntuhkan bendungan pertahanan dan etika sosial.

Kadang diredamnya gejolak rasa dengan berkata,

"Cinta tidak harus memiliki,
Bagi seorang pecinta sejati,
Bisa mencintai orang lain,

Itu lebih dari cukup untuk imbalan sebuah cinta.
Cinta tlah cukup untuk Cinta"

Tapi sebentar kemudian, Gelombang kerinduan kembali mengaduk, Mengombang-ambingka n perasaannya.
Khan Gozan tertunduk,

Berkata lirih mendendangkan sebuah lagu menyayat sambil memegangi dadanya yang sakit.

"Biarkanlah Eta¡Kbiarkanlah aku menyimpan bayangmu.

Dan biarkanlah semua ini menjadi kenangan, Yang terlukis di dalam hatiku, Meskipun perih dan sakit di hati ini."


Antara ZINA dan CINTA

Dari masa TRANSISI RINDU tersebut, maka ada dua kemungkinan percabangan di sini.

1. Percabangan menuju ZINA.

2. Percabangan menuju CINTA.

Dengan bentuk IKATAN RASA yang kuat seperti itu (yang memunculkan RINDU), maka keinginan-keinginan dari wujud manusia ini TERPECAH.

1. Keinginan jasmani manusia, yang lebih umum kita sebut keinginan HAWA NAFSU.

2. Keinginan ruhani manusia, yaitu proses menuju CINTA yang MURNI.

Di sini, baik jasmani maupun Ruhani saling berebut pengaruh terhadap diri.

Bila HAWA yang menang, maka jatuhlah pada ZINA, bila ruhani yang menang, maka jatuhlah pada tahapan selanjutnya setelah
RINDU,

yaitu tahapan KASIH SAYANG untuk menuju CINTA dan DICINTAI.

Maka sebelum saya terangkan tahapan-tahapan KASIH SAYANG, CINTA dan DICINTAI, akan saya terangkan dahulu kesamaran-kesamaran dalam tahap TRANSISI ini.

Apakah kita akan masuk dalam ZINA ataukah akan meneruskan langkah menuju CINTA.

Memahami masalah keinginan jasmani yakni keinginan HAWA NAFSU dan keinginan Ruhani yaitu menuju CINTA yang sebenarnya adalah satu hal yang cukup sulit dan rumit.

Karena hal ini adalah termasuk hal yang samar.

tapi saya akan berusaha memberikan beberapa hal tanda-tanda saja.

Ingatlah firman Alloh,"Wala taqrobuzina. ........" .

"Jangan DEKATI Zina..."

Mengapakah kita bukannya DILARANG melakukan ZINA, melainkan MENDEKATI saja sudah dilarang oleh Alloh ???

Pada saat tahap RINDU atau tahap TRANSISI, maka perhatikanlah, amatilah, dan rasakanlah, seandainya ada pemenuhan penyelesaian dari rasa kerinduanmu itu, maka
berhati-hatilah.

Itu adalah jebakan HAWA NAFSU.

Umumnya, orang-orang yang mengikuti HAWA juga memakai istilah untuk dirinya adalah "CINTA", demi "CINTA", dll,dll,dll.

tetapi seandainya rasa RINDUmu itu tak terobati meski dengan pertemuan, meski dengan perbincangan, meski dengan hubungan komunikasi yang lain.

Maka disitulah benar-benar RINDU kita melangkah pada tahap selanjutnya dari CINTA yakni tahap KASIH SAYANG.

Tuhan mengetahui benar akan kelemahan manusia.

Dan kelemahan manusia adalah, seandainya KEINGINAN itu sudah ada atau sudah muncul, maka SULITlah utuk BERHENTI. Kalau boleh dibilang TAK AKAN-lah KEINGINAN itu BERHENTI sampai APA yang DIINGINKAN TERCAPAI.

Ambilah ini sebagai perlambang !!!.

Apabila kita sering memohon padaNya agar KEINGINAN-KEINGINAN kita TERPENUHI, yang minta itulah, yang minta inilah, yang supaya inilah, yang supaya itulah,

kita memohon pada ALLOH dan bukannya berdo`a karena MENJALANKAN PERINTAH ALLOH,

maka itulah perlambang dari MEMUASKAN DIRI SENDIRI.

Itu adalah masuk PERCABANGAN yang pertama yang samar atau yang halus, yaitu soal mendekatkan diri pada ZINA. Atau pemenuhan dari KEINGINAN HAWA Nafsu.

Maka berhati-hatilah wahai saudara-saudaraku, akan masalah ini,

Hindarilah sekuat tenaga kita, semampu kita agar KEINGINAN akan hal itu tidak muncul pada saar dan tempat dan waktu yang tidak pada tempatnya.

Tak-kan sanggup kita pada akhirnya.

Maka ingatlah akan firman ALloh," Wala taqrobuzina. .."

dan ingat-ingatlah akan Sabda Nabi,

"Sesungguhnya jika ada laki dan perempuan hanya berdua di tempat yang sepi,

maka temannya yang ketiga adalah setan ".

Sangat-sangat berbahaya !!!

Maka kelanjutan dari Percabangan yang pertama ini, sudah sama-sama kita maklumi,

bahwa siapa saja yang mengikuti KEHENDAK HAWA NAFSU-nya, maka nantinya dia akan terjerumus ke dalam ZINA.

"Dan bagi mereka yang berbuat dosa, sungguh dia mencelakakan dirinya sendiri. dan siksaKu sangatlah pedih"

Percabangan kedua, adalah seandainya engkau memahami, mengerti dan menyadari, bahwa dorongan HAWA adalah seperti itu, maka engkau tidak akan mau mengikuti dorongan HAWA itu.

Dan engkaupun memahami, mengerti dan menyadari, bahwa RINDUmu yang tulus akan meningkat menuju arah KASIH SAYANG.

Masalah JODOH

Jodoh, mati dan lahir adalah di tangan Tuhan.
Sangatlah sering kita mendengarkan hal ini.
Sebagaimana masalah Lahir, Alloh sudah menentukan dan kita tidak dapat minta padaNya.

Dimana kita lahir ??
Kapan kita lahir ??
Orang tua kita siapa ??
Demikian halnya dengan masalah mati, Dimana kita mati,
Kapan kita mati, Bagaimana cara kita mati,

Kita tidak tahu akan hal itu, karena hal itu SUDAH dipilihkan oleh ALLOH.

Maka sekarang kita masuk pada masalah JODOH.

Seolah-olah, kita memiliki "Hak" untuk memilih masalah JODOH.

Nah, disinilah ke SALAH PAHAMAN yang pertama pada kita sebagai manusia.

Bukankah ALloh sudah memberikan contoh masalah LAHIR dan MATI ???

Bukankah LAHIR dan MATI itu yang menentukan adalah ALLOH ??

Tapi mengapakah kita berani-beraninya melakukan "PILIHAN" akan masalah JODOH
???

Ini adalah masalah KETAATAN yang samar.

Perhatikanlah, bahwa masalah JODOH, LAHIR dan MATI adalah masalah TAKDIR Tuhan,

Nama Alloh diantara 99 namaNya adalah al-MUQTADIR, YANG MAHA MENENTUKAN.

Begitu beraninya kita untuk menentukan sesuatu yang sebenarnya adalah HAK-nya ALLOH ............ ......... ......... ...

Apakah ini bukan sesuatu yang besar ?????

Mestinya, saya katakan mestinya, apabila kita memahami bahwa masalah LAHIR, MATI dan JODOH ditangan Tuhan, dan apabila kita memahami bahwa LAHIR dan MATI adalah DITENTUKAN oleh ALLOH sendiri, maka mestinya untuk masalah JODOH inipun, MESTInya kita BERTANYA pada ALLOH.

Manakah sebenarnya yang DIPILIHKAN oleh ALLOH pada kita.

Bukankah kita sudah memperoleh pelajaran sholat ISTIKHOROH ???

Yaitu sarana bagi manusia untuk MEMOHON PETUNJUK langsung pada ALLOH.

Atau sebagaimana Sabda Nabi,"Bertanyalah engkau pada AHLInya".

Artinya, apabila Sholat istikhoroh saja kita merasa kesulitan untuk memperoleh petunjuk, dapatlah kita bertanya pada AHLI yang DEKAT dengan ALLOH.

Inilah Kesalahpahaman kita selama ini yang pertama.

Mayoritas Kita tidak melakukan sholat istikhoroh di saat menentukan masalah JODOH.

Kesalah pahaman yang kedua adalah:

Sholat istikhoroh, hanya kita gunakan sebagai sarana untuk MEMILIH calon ISTRI / SUAMI saja.

Padahal itu adalah Sholat untuk MEMOHON PETUNJUK pada Alloh.

Apapun masalahnya, apapun masalah kita, maka sholat ISTIKHOROH adalah sarana yang diberikan oleh Alloh pada manusia untuk berkomunikasi langsung, bertanya langsung padaNya.

Kesalahpahaman yang ketiga.

Memang benar bahwa disebutkan di Qur`an, bahwa manusia diciptakan oleh Alloh itu berpasang-pasangan.
Kita memahaminya sepasang itu adalah satu pria dan satu wanita.

Tapi bagaimana kita menjelaskan dengan kisah Nabi Muhammad yang memiliki istri lebih dari satu ??

Apa itu tidak termasuk JODOH ????

Dan bagaimana dengan orang-orang lain yang memiliki istri lebih dari satu ??


Apa itu bukan JODOH ??

Nah disinilah kita memahami bahwa masalah "berpasangan" bukanlah berarti satu hal yang sempit yaitu satu orang dan satu orang, melainkan memiliki arti lebih luas dari pada itu yaitu "berkesesuaian" atau keCOCOKan.

moga-moga bisa dipahami sebagaimana adanya.

Alloh berfirman dalam Qur`an, "Nikahlah dengan wanita yang menyenangkan bagimu, 2, 3, 4, atau kalau kita tidak mampu berbuat adil, nikahlah dengan satu orang saja"

Seandainya ada orang yang sampai mati, belum menikah, apakah hal itu berarati TIDAK memiliki JODOH ???

Pahamilah akan hal ini, bahwa Proses Bertemunya kita dengan JODOH kita ada yang prosesnya cepat, ada yang prosesnya lambat dan ada yang prosesnya sangat lambat.

Kadang-kadang di dalam proses yang sangat lambat ini, kadangkala sampai mati kita, kita tidak sempat BERTEMU dengan Yang dijodohkan ke kita.

Nah, disinilah, di jaman Rosululloh, maupun jaman sekarang, bukanlah hal yang menyalahi ajaran agama, seandainya kita memakai WASILAH atau perantaraan untuk memohon pada

Alloh agar PROSES bertemunya kita dengan JODOH kita itu dipercepat.

Baik memohon kepada Alloh secara langsung, maupun melalui
perantara-perantara , "AL Ulama warosatul anbiya". "Ulama itu warisnya Nabi".

Bila pada jamannya Rosululloh para sahabat meminta bantuan pada Rosululloh, maka pada jaman sekarang, bertanyalah pada ULAMA yang benar-benar "warosatul anbiya", memakai WASILAH beliau, memakai perantara beliau-beliau itu, kita
memohon pada Alloh agar PROSES kita bertemu dengan JODOH kita dapat dipercepat.

Moga-moga dipahami sebagaimana mestinya.

Bagi yang sudah berumah tangga, atau yang sudah menikah, memohonlah pada Alloh agar benar-benar ALLOH me RESTUI hubungan kita dengan ISTRI/SUAMI kita.

Ditiap do`a kita dan di tiap permohonan kita, demi mengharap RIDHONYA Alloh SWT.


NIKAH

Setelah kita dapat terbebas dari dorongan HAWA, dan di titik persimpangan atau dititik percabangan kita dapat menuju arah CINTA yang TULUS, maka masuklah kita dari RINDU menuju proses KASIH SAYANG.

Dan dalam proses KASIH SAYANG inilah, kita akan berhadapan dengan masalah NIKAH.

Apakah Nikah itu?

Ikatan Dhohir dan Bathin antara seorang pria dgn seorang wanita yang bukan muhrimnya, mengikat sebagai suami isteri itulah yang dinamakan "Nikah"

Dan memelihara Ikatan dan Menjaganya dgn sgt kuatnya sehingga tidak bisa berantakan oleh terpaan-terpaan apapun, itu dinamakan : ALMIITSAAQ.

"WALMIITSAAQU `AQDUN MUAKKAD. "

"Dan Mitsaq itu ialah Ikatan yang diperkuat."


Janganlah mendasarkan nikah atas sebab harta benda,
atau atas dasar senang sama senang, atau atas dasar kebanggaan. Atau atas dasar politik.

Melainkan, nikahlah atas dasar

"NIAT MELAKSANAKAN PERINTAH ALLOH dan RASULULLOH."

Dan kau akan menemukan balasannya kebaikan di Alam Abadi.

Akan tetapi pabila semuanya itu kau lakukan tanpa niat melaksanakan Perintah Alloh Ta`ala dan Rosululloh,

maka itu bukan "Ibadat" melainkan "Adat" artinya kebiasaan.

Dan apabila statusnya Adat maka tidaklah ada perbedaannya antara yang dilakukan oleh orang2 yang tidak beragama.

Jika adat, maka tidak ada balasan kebaikan dari Alloh nanti di Akhirat.

Maka jelaslah bahwa perbedaan antara NIKAH IBADAH dan ADAT itu terletak pada niatnya.

Tahukah engkau,
Apakah yang dinamakan IJAB?

IJAB adalah Penyerahan kemanten putri dari walinya kepada fihak kemanten putra, diserahkan untuk menjadi isterinya.

Bisa dengan ucapan
"ANKAHTUKA" atau dengan ucapan "ZAWWAJTUKA : Aku nikahkan kepadamu.

Tahukah engkau,

Apakah QOBUL itu ?

Qobul ialah Pernyataan penerimaan dari kemanten putra terhdp
penyerahan kemanten putri dari walinya, diterima sebagai isteri dengan ucapan "QOBILTU NIKAHAHAA : Aku menerima nikahnya.

Maka wahai ingatlah dengan sungguh-sungguh :
Bahwa kalimat "IJAB QOBUL" itu adalah kalimat yang ringan dalam ucapan akan tetapi berat dalam pertimbangan.

Ketika cinta pada lawan jenismu, Sudah membelenggu sedemikian rupa, Dan ketika kemampuanmu ada, Lalu menunggu apa lagikah dirimu ?

Sampai tidak bersegera ?

Separo agama sudah di depan mata,
"As-shobru nisfu Iman"
"Al-Ikhlasu nisfu Iman"
"Fankihu"
"Nikahlah !!!"

Alloh akan menjamin rejekimu,
"Fankihu"
"Nikahlah !!!"
Alloh akan menjamin anak-anakmu,
"Fankihu"
"Nikahlah !!!"

Semata-mata demi menjalankan perintahNya, Dan mengharapkan ridho-Nya.

Rosululloh bersabda, "Hari Jum'at adalah hari untuk menjalin Shillaturrohmi dan pernikahan"

"Mengapa demikian ya Rosululloh"
"Karena dahulu para Nabi menikah pada hari Jum'at"

Pernikahan Nabi Adam
Abu Huroiroh meriwayatkan bahwa Alloh menempatkan Adam di surga pada hari Jum'at, begitu juga mengeluarkan Adam dari surga juga pada hari Jum'at. Pada hari Jum'at itu pula, do'a taubat Adam di kabulkan oleh Alloh.

Setelah penciptaan Adam, Kemudian penciptaan lawan jenisnya,

Mulailah rasa cinta itu masuk ke dalam hati Adam,

Bagaimana tidak, Yang dicintai Adam adalah makhluk paling indah yang ada waktu itu, Alloh telah memakaikan tujuh puluh perhiasan surgawi padanya.

"Siapakah engkau ?", tanya Adam
"Aku diciptakan Alloh untukmu"
"Kalau begitu kemarilah !"
"Tidak, engkaulah yang kesini"

Adam bangkit mendekatinya,

Alloh berfirman,

"Hai Adam, bersabarlah! Ia belum halal sebelum engkau menikahinya"

Kemudian Alloh menitahkan segenap penghuni surga untuk menghias surga serta mempersiapkan aneka hidangan untuk memeriahkan acara pernikahan Adam dengan calon isterinya.

Para malaikat langit berkumpul di bawah pohon Thuba,

Kemudian Alloh menikahkan mereka berdua.

"Segala puji hanya bagi-Ku. Keagungan adalah pakaianKu.
Kebanggaan diri adalah selendangKu.
Keindahan adalah WajahKu.
Kelembutan adalah perhiasanKu.
Makhluk-makhluk adalah abdiKu.

Dan pernikahan adalah bagian dari rahasiaKu".

"Aku nikahkan Adam dan calon istrinya,

Dan Kujadikan para malaikat dan para penghuni surga sebagai saksi"

Adam bertanya,
"Ya Tuhanku, apa mas kawin yang harus kuberikan kepadanya ?

Apakah Emas, perak atau intan kumala ?

"Bukan", jawab Robbul izzati

"Kalau begitu, apa?"

"Mas kawinmu adalah membaca sholawat sepuluh kali kepada RosulKu,

Muhammad, penutup para Rosul dan penghulu sekalian Nabi".
Cinta Adam dan Cinta isterinya resmi sudah..


Pernikahan Nabi Yusuf dengan Zulaikha
Sedikit yang mengetahui bahwa Cinta Zulaikha pada Yusuf sudah mulai jauh sebelum Zulaikha menjadi isteri seorang wasir.

Satu malam yang tenang, langit bersih tampak bintang gemintang ribuah ..tidak jutaan seolah menempel di langit yang hitam pekat. Angin yang basanya kencang kini terasa lembut. Ketenangan malam seolah mempesona tetumbuhan untuk tidak menggoyangkan dedaunannya.

Sang Putri Zulaikha tidur di peraduan dengan nyenyaknya.

Seolah kabut yang berwarnawarni hadir dalam mimpinya, dan
ditengah-tengah keindahan alam mimpi yang tak terlukiskan, sosok pemuda yang Agung dan mempesona hadir di tengah-tengah taman.

Sungguh keindahan alam mimpi yang sebelumnya, Keindahan warna-warni yang sebelumnya mempesona, Kini seolah tenggelam ditelan pesona wajah agung nan rupawan si pemuda.

Sang putri yang menyaksikan itu merasa dadanya berguncang hebat, hatinya jatuh cinta pada sang pemuda.

"Duhai..siapakah. .siapakah. .siapakah dia ???"

Bangun dari tidurnya, Zulaikha termangu-mangu, Hangat sinar mentari sudah terlanjur merasuk di hati, Cinta pada sang pemuda dalam mimpi sudan menyelusup masuk ke pori-pori,

"Duhai,Siapakah kini yang dapat membawa dia kehadapanku

Engkaukah angin ? Yang sanggup menyampaikan rasa cintaku padanya ?

Atau engkaukah air ? yang dapat mengalirkan anggur cintanya kepadaku ?

Atau engkaukah bumi ? yang dapat mempertemukanku dengan sang pujaan hati ?
Api telah membakar seluruh isi hatiku."

Malam-malam kini dilaluinya dengan memohon, memohon dan memohon, Agar ia dipertemukan dengan sang pemuda pujaan dalam mimpinya. Satu waktu, kembali mimpi membawa sang pemuda kehadapannya,

Zulaikha bertanya,"Siapakah engkau Tuan ? yang telah menyita seluruh perhatianku ? yang telah menghabiskan siang dan malamku untuk mengingatmu ?
Siapakah engkau ?"

Sang pemuda berkata,

"Aku Wazir Agung dari Mesir"

Begitu bangun, Zulaikha berupaya dengan segala cara,

Agar ia dipertemukan dengan Wazir agung mesir.

Ia berkata pada ayahanda, agar ia dikawinkan dengan Wazir Agung Mesir.

Sang ayah terdiam dan kemudian ia ingin menjajaki sampai dimana keinginan anaknya terhadap Wazir Agung Mesir.

Maka suatu hari, diundanglah sang Wazir.

Dari balik pintu, Zulaikha mengintip dengan dada berdegup kencang.

"Diakah?diakah orang yang telah merampok hatiku ?"

Begitu di lihatnya wajah sang Wazir, alangkah kecewanya ia, bukan-bukan orang yang diharapkan.

Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara,

"Melalaui wazir inilah, engkau akan bertemu pujaan hatimu".

Zulaikha yang sudah lemah lunglai, hampir putus harapan, kini kembali bersemangat.

Api harapan dan hangatnya pertemuan yang diinginkan dengan sang pujaan mengalami proses ujian.

Ia tetap melangsungkan pernikahannya dengan wazir Agung.
Keanehan terjadi pada Zulaikha dan Wazir Agung, Mereka tak bisa sebagaimana laiknya suami isteri, Alloh telah menjaga harum melati dan menjaga mawar tetap berseri.

San Wazir menerima apa adanya takdir yang terjadi.

Demikianlah?

Lama tak ada mimpi sang pujaan sama sekali, Ingin sekali ia menyebut-nyebut nama sang pemuda, tapi ia tak tahu
siapa namanya.

Hanya bayang-bayang sang pemuda yang tak lepas dari angan-angannya.
Siang malam, siang malam, dihabiskan mengingat orang yang dicintainya.
Sampai satu waktu, mimpi menghantarkan sang pujaan lagi ke hadapannya.

Zulaikha bertanya,

"Siapakah Tuan yang memiliki wajah separo manusia dunia ?"

"Siapakah nama Tuan ?"

Si pemuda tersenyum,

Senyumnya menghidupkan tetumbuhan yang mati disekelilingnya, Menyegarkan yang layu, Menyembuhkan hewan-hewan yang sakit.

"Aku Yusuf?"

Byaar?
Zulaikha terbangun dari tidurnya,

Kini bayang Yusuf tlah bertambah dengan bibir Zulaikha yang terus menggumamkan Nama Yusuf..Yusuf. .Yusuf?
Apa saja yang berbau nama Yusuf, akan didatanginya sambil berharap ia adalah pujaan hatinya.

Satu waktu terdengar khabar ada seorang budak yang bernama Yusuf di pasar, Bergegas ia mengajak dayang-dayangnya ke sana.

Dengan tandu yang dipanggul oleh budak-budaknya, Diiringi oleh dayang-dayangnya, Zulaikha datang di pasar budak itu.

Di intipnya dari tirai tandunya yang berwarna kuning muda.

"Tuhan !!"pekiknya tertahan,

"i..ii..ia ..dia yang ada dalam mimpiku !"

"Pelayan¡Kbeli budak yang dipasar itu. Berapapun harganya beli. Jangan sampai kedahuluan oleh orang lain. Kalau perlu, katakan pada mereka, isteri wazir Agung Mesir yang membeli budaknya"

Dengan harga yang mahal, emas perak dan berlian, sejak saat itu, Yusuf menjadi budak wazir dan isterinya, Zulaikha menyuruh budak-budak yang lainnya melayani Yusuf, Memberinya pakaian yang indak bagi seorang budak, dan Memberinya makan makanan yang biasa dimakan olehnya dan wazir.

Para budak iri tapi terpendam dalam hati.

Mulai hari itu, Zulaikha mencari jalan agar dapat menarik perhatian Yusuf, Cara halus, tak mempan, segala cara sudah dipakai, tapi Yusuf tidak bergeming.

Yusuf tidak menunjukkan cintanya, melainkan hanya menunjukkan hormat dari seorang budak pada majikannya.

Zulaikha bebas melakukan apa saja sebab sang wazir hampir tidak pernah berada di rumah.

Suatu ketika di ajaklah Yusuf berjalan menuju lorong-lorong kamar, masuk kamar keluar kamar, sampai kamar yang terakhir, sudah ada 12 pintu yang mereka lewati.

Tanpa sepengetahuan Yusuf, seluruh pintu-pintu kamar itu dikuncinya, dan kuncinya disimpan diam-diam.

Di kamar yang terakhir itu, jauh dari orang lain, Zulaikha sudah tak dapat menahan kerinduannya pada Yusuf yang sudah terpendam selama bertahun-tahun.

Ia mendekat pada yusuf, tapi Yusuf menghindar, demikian selanjutnya, Zulaikha mendekati Yusuf, Yusuf menghindar,

Sampai ketakutan Yusuf memuncak. Ia tak mau menjatuhkan dirinya ke lembah nista, Yusuf membalikkan punggungnya, ia berlari menuju pintu kamar itu.

Zulaikha tak mau Yusuf pergi dari kamar itu, ia mencoba menahannya dengan menarik tubuh Yusuf. Yang terpegang adalah baju Yusuf, Robeklah baju, berbareng dengan Yusuf lari keluar, Seolah Tuhan sendiri yang membuka pintu-pintu itu,

Setiap kali Yusuf berhadapan dengan pintu-pintu yang terkunci,
setiap kali pula pintu-pintu itu terbuka dengan sendirinya.
Aib kejadian itu terbongkarlah sudah, Orang-orang umum mencemooh Zulaikha.

Zulaikha hanya diam, tetapi kemudian ia mengundang seluruh gadis-gadis yang mencemoohnya.

Zulaikha mendandani Yusuf bak seorang Raja.
Setelah semua gadis-gadis itu diberi apel dan sebuah pisau untuk mengirisnya,
Yusuf diperintah untuk berjalan melewati mereka.

Mulut ternganga,

Lidah kelu,

Mata terpesona,

Tak terasa jari-jari mereka yang dikupas dengan pisau.

Cara halus tak dapat menggoyahkan iman Yusuf, Zulaikha kemudian menggunakan cara yang berbeda. Kini, dengan tuduhan Yusuf yang akan memaksa Zulaikha, Zulaikha berhasil meyakinkan suaminya, wazir untuk memenjarakan Yusuf.
Selama 7 tahun Yusuf berada dalam penjara. Apakah Zulaikha puas ?

Tidak, hatinya yang kini berisi penyesalan yang mendalam.

Kerinduannya semakin menumpuk.

Kalau dulu ia masih bisa memandang orang yang dikasihinya berlama-lama, Tapi kini tak dapat lagi, meski cuma sekilas, meski cuma sebentar.

Gelombang rindu tak tertahankan, Zulaikha meminta bantuan seorang budaknya untuk membuat jalan rahasia menuju dekat sel penjara Yusuf.

Begitulah, setiap malam tiba, Zulaikha mendatangi penjara Yusuf, disebelah selnya, hanya untuk memandangnya dengan hati penuh penyesalan.

Sampai satu waktu, masa kebebasan Yusuf tiba, melalui kemampuannya menafsirkan mimpi, Ia ditarik untuk menangani bendahara kerajaan Mesir.

Ditinggalkanlah rumah Zulaikha.

Sejak kejadian-kejadian yang menimpa, sampai wazir Agung mesir meninggal, dan sampai raja mesir juga meninggal, Zulaikha jatuh pailit, papa dan agak pikun. Seluruh hartanya ludes diberikan kepada orang yang membawa khabar
tentang Yusuf, waktu-waktunya habis untuk merenung Yusuf. Apalah arti seorang Zulaikha dibanding kekuatan cinta yang menggelora.

Semua permohonan pertemuannya dengan Yusuf disampaikannya pada berhala-berhala sesembahannya. Sampai satu ketika, di gubuknya yang kecil dipinggir kota, berhala sesembahannya dibantingnya, dihancurkannya,

"Engkau sama sekali tidak berguna wahai arca mati. Sekian lama aku mengabdi kepadamu tak ada artinya".

"Duh Yang memiliki hidup sesungguhnya, ampunilah aku, dan aku berserah diri kepadaMu"

"Ya Alloh Tuhan Yusuf dan Tuhan semesta Alam¡Krindu dalam diriku yang menggelora adalah dariMu Jua, hati terasa dikoyak-koyak ketika malam tiba, wajah Yusuf yang terbayang tak dapat hilang, Ya Alloh?
Sudah sekian tahun hatiku gelisah resah dan selalu sakit, seolah luka lama yang disayat luka baru dan disayat luka baru lagi., Aku begitu merindukan
Yusuf..Yusuf. .Yusuf?

Dan jika siang tiba, matahari bersinar terang, tapi apa artinya bagi
mataku yang telah buta ?

Yang ada hanya bayangan Yusuf?
Ya Alloh, Engkau yang telah memasukkan benih cintaku pada Yusuf, dan Engkau pula yang telah menyemai kerinduanku pada Yusuf, pertemukanlah aku dengannya, atau cabutlah akar cintaku padanya, agar derita yang hamba tanggung berkurang?

Zulaikha menangis¡Kmenangis sampai kering airmatanya?
Malaikat mendengar do'a itu tak kuat menahan terlalu lama, mereka melaporkannya,

"Ya Alloh seru sekalian Alam. Zulaikha memohon uluran tanganMu, ia meratap meminta Kasih dan sayangMu"

"Wahai malaikatku. Aku tahui dan kiranya sekaranglah saat ia lepas dari derita kerinduan dan cintanya pada Yusuf"

Yusuf yang sudah menjadi raja Mesir, suatu hari dengan berkendara kuda
putihnya lewat di jalanan depan gubuk Zulaikha,

Bibir Zulaikha yang kering tetap melantunkan nama Yusuf..Yusuf. .Yusuf?
Yusuf tertarik mendengar suara ini dan berhenti,

"Siapakah engkau wahai wanita ?"

"Bibirku tak pernah berhenti menyebutmu¡Korang yang dulu pernah menjebloskanmu ke penjara selama bertahun-tahun. Ampunilah aku yang terlalu banyak berbuat dosa kepadamu"

"Zu..Zulaikha ?" kata Yusuf agak tergagap,

ia turun dari kudanya dan dilihatnya Zulaikha.

Wajahnya layaknya seorang yang sudah tua, rambutnya memutih, tubuh kurus kering, pakaiannya lusuh dan kotor.

"Kemanakah harta, kecantikanmu dan kekuasaanmu ?"

"Semua dimakan api yang berkobar dalam diriku, gelombang rindu dan api cinta padamu telah membakar segalanya," katanya lirih sambil terus melantunkan nama "Yusuf..yusuf" di bibirnya.

Alloh berfirman pada Yusuf dan kemudian ia mengajak Zulaikha ke istana. Kemudian Alloh mengembalikan kecantikan Zulaikha dan menambahnya, Alloh mengembalikan kemudaan Zulaikha.

Rindu dan Cinta kini sudah ditumbuhkan olehNya di tanah persemaian Yusuf.
Mereka berdua melangsungkan pernikahannya


Pernikahan Nabi Musa dengan Puteri Syafura

Ketika Nabi Musa tiba di negri Madyan, beliau beristirahat sejenak duduk di bersandar sebuah batu sambil mengamati sekelilingnya. Ada dua sumberan air di situ. Yang satu tertutup batu besar, yang satunya tidak.

Seorang gadis cantik jelita sedang menggembalakan kambing dan ikut antri diantara antrian yang panjang untuk mengambil air buat minum.

Nabi Musa tak berdiam diri melihat hal itu, dengan sopan beliau menawarkan bantuannya pada sang gadis untuk mengambilkan air disumberan yang satunya.

Sang gadis mengangguk pelan, dan mengikuti Musa menuju sumberan air yang satunya.

Batu besar yang menutup sumberan itu sedikit demi sedikit digeser oleh Nabi Musa, dan sampai akhirnya batu itu pindah tempat, tampaklah sumberan yang
lebih deras dari yang satunya dan lebih bersih dari yang satunya.

Kambing-kambing sang gadis dengan riang gembiranya menghilangkah hausnya.

Beberapa saat kemudian sang gadis berlalu,
Nabi Musa kembali berteduh sambil bertafakur.

Di rumah, sang gadis mengkisahkan pengalamannya tadi kepada ayahanda, Nabi Syuaib a.s.

Mendengar kisah itu, sang ayah memerintahkan anaknya tadi, Syafura, untuk menemui Musa dan mengundang Musa untuk datang kerumah mereka.

Sampailah Syafura di tempat Musa berteduh, sambil menunduk malu, ia berkata,"Tuan, ayah saya mengundang tuan ke rumah, kalau tuan berkenan"

Musa menganggukkan kepala dan berjalan di depan syafura, sambil sesekali syafura menunjukkan arah menuju rumahnya.

Syafura berbisik kepada ayahnya,
"Ayah, pekerjakanlah dia di sini. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang bekerja pada kita adalah orang yang kuat lagi jujur"

"Ayah belum tahu kekuatannya dan kejujurannya anakku", jawab Nabi Syuaib.

Syafura menjawab,"Seperti yang syafura ceritakan tadi ayah, ia sanggup menggeser, malah sepertinya mengangkat batu besar yang tidak ada seorangpun yang kuat menggesernya. Dan ketika tadi berjalan bersama, ia mempersilahkan aku untuk berjalan di belakang, agar ia tidak memandang syafura".

Demikianlah syafura mencoba meyakinkan ayahnya.

Beberapa waktu kemudian, timbullah minat Nabi Syuaib untuk menikahkan puterinya dengan Nabi Musa.

"Aku seorang musafir fakir, bagaimana aku dapat memberikan mas kawin untuk ini ?", jawab Musa setelah diminta kesediaannya.

"Mas kawinmu adalah menggembala kambingku selama delapan tahun. Jika ingin menyempurnakannya sampai sepuluh tahun, maka itu adalah kerelaanmu".

Demikianlah, kemudian dilangsungkan pernikahan Nabi Musa dengan Syafura.

Setelah menikah, Nabi Syuaib memerintahkan pada Nabi Musa untuk masuk ke sebuah kamar.

"Silakan kamu pilih sebuah tongkat untuk menggembala Musa"

Musa memilih sebuah tongkat, "Jangan yang itu, kembalikan yang itu dan pilihlah lagi", seru Nabi Syuaib.

Meski Musa heran mengapa tidak boleh memilih tongkat yang itu, sekali lagi Musa memilih dan sekali lagi, tongkat itu lagi yang terpilih, Demikian seterusnya. Akhirnya oleh Musa tongkat itu tetap diambil.

Nabi Syuaib yang merasa, memang tongkat itu diperuntukkan bagi Musa, kemudian ia berkata, "itu adalah tongkat titipan dari malaikan Jibril.
Memang sudah menjadi hakmu Musa".

Tongkat inilah yang di suatu hari terkenal banyak mengeluarkan mukjizat.
Sampai-sampai terbelahnya lautan ketika dikejar oleh Fir'aun juga melalui tongkat ini.


Pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Bulqis

Berawal dari sang Ayah, Nabi Daud yang konon sudah memiliki 99 isteri.

Satu waktu, beliau jatuh cinta lagi pada isteri seorang prajurit.
Beberapa saat kemudian, di saat ia memasuki istananya,

Entah darimana datangnya, 2 orang sedang berseteru.

Nabi Daud bertanya,
"Wahai, ada apakah ini ? Mengapakah engkau bertengkar dengan saudaramu ?"

"Saudara saya ini punya 99 kambing Ya nabi, sedangkan aku cuma memiliki 1 kambing saja. Tapi milikku yang satu ini mau diminta pula"

Nabi Daud menjawab,

"Apa yang engkau lakukan sungguh hina. Bukankah engkau sudah memiliki 99 kambing. Mengapa milik saudaramu sendiri yang cuma 1 itu engkau minta pula ?"

Salah seorang dari mereka menjawab,

"lalu mengapakah engkau masih mengharap isteri orang Nabi ? Sementara engkau sudah memiliki 99 isteri ?"

Tahulah Nabi Daud bahwa mereka adalah malaikat yang diutus Alloh.

Berhari-hari, Nabi Dawud tobat, memohon ampun pada Alloh.

Satu ketika, Karena musibah,

Suami dari wanita yang dicintai Daud tersebut wafat.
Cinta Daud padanya belumlah pupus.
Maka setelah tiba waktu yang tepat,
Daud meminangnya.

Sang Wanita bersedia asal dengan beberapa syarat.

Yang pertama, Bahwa anak mereka haruslah laki-laki.

Yang kedua, Anak mereka memiliki kekuasaan di dunia ini yang tidak ada bandingnya baik untuk manusia jaman dulu maupun manusia jaman mendatang.

Dan yang ketiga, tidak ada yang mengalahkan kekayaannya baik bagi manusia jaman dulu maupun bagi manusia jaman mendatang.

Setelah memohon berbulan-bulan, barulah kemudian Alloh mengabulkan do'a Nabi Daud atas permintaan calon isterinya itu.

Begitulah, Nabi Sulaiman kekuasaannya tidak ada yang menandingi.

Meliputi manusia, hewan dan jin.

Kekayaannya juga tak ada yang menandingi.

Legendanya, Istana Sulaiman berlapis berlian dan emas serta batu-batu berharga lainnya.

Alkisah, Di dalam dakwahnya, Nabi Sulaiman mendengar bahwa di satu negri yang bernama Saba',

Hiduplah seorang putri yang cantik jelita, terkenal atas kecerdikannya dan ia adalah Ratu pemimpin negri itu.

Konon ibunya adalah Putri Raja Jin dan ayahnya adalah Raja di sebuah negara manusia.

Nabi Sulaiman mengirim surat kepada Ratu itu,

"Bismillahirrohmani rrohim"

"Ala ta'lu alaya wa'tuni muslimin"

"Aku Nabi utusan Alloh, janganlah engkau menyembah matahari, melainkan sembahlah Alloh yang Maha Kaya dan Maha pencipta. Kekuasaannya meliputi seluruh makhluk"

Sang Ratu Bulqis tidak gegabah dalam menanggapi surat dari Raja Sulaiman.
Ia juga sudah mendengar kekuasaan Nabi Sulaiman meliputi semuanya. Hewan dan jin pun tunduk padanya. Kekayaan kerajaannya mungkin tak ada bandingnya.

Ia memanggil para menterinya, mengajak mereka meeting.

"Para menteriku, ada Surat dari Raja Sulaiman. Ia tidak memaksa dan tidak mengancam kita. Ia meminta kita menyembah pada Tuhan Alloh. Tetapi kita tahu, seandainya kita menolak, segala kemungkinan juga bisa terjadi.
Kekuatan perang kerajaan kita tak ada artinya dibanding kekuatan perang kerajaan Sulaiman. Kekuasaan kita tak ada artinya dibandingkan dengan kekuasaan Sulaiman."

Para menteri saling mengeluarkan pendapat mereka.

Dari sisi sosial mereka sampaikan, Dari sisi budaya mereka sampaikan, Dari sisi militer mereka sampaikan, Dari sisi keyakinan mereka sampaikan, Dari sisi politik mereka sampaikan, Dari sisi ekonomi mereka sampaikan,
Akhirnya, Ratu Bulqis sendiri menyampaikan pendapatnya,

Dari sisi kebenaran,
"Begini, akan kita lihat. Akan kukirimkan harta yang berlimpah-limpah kepada Raja Sulaiman. Kalau dia memang seorang utusan Tuhan, dia tidak akan mau menerimanya. Kalau dia seorang raja biasa, tentulah kiriman harta kita akan dianggap upeti dan akan diterimanya. Tidak itu saja, kita akan uji. Pembawa kekayaan yang berlimpah itu akan kita iringi dengan beberapa wanita dan pemuda yang cara pakaian mereka cara berjalan mereka dan semuanya kita didik, tetapi kita ubah. Yang laki-laki berpakaian wanita, yang wanita berpakaian laki-laki. Kalau dia memang seorang Nabi, tentulah tahu mana yang
laki-laki sebenarnya dan mana yang bukan".

Kalau memang Raja Sulaiman itu seorang Nabi, maka sungguh celaka kalau kita tidak mau mengikutinya. Tapi kalau ia seorang raja biasa, akan kita perangi"

Para menteri semua setuju, sepakat.

Begitulah dikirimnya serombongan orang laki-laki dan perempuan dan disertai harta kekayaan yang berlimpah-limpah dinaikkan ke baghal (sejenis keledai).

Sampai dihadapan Sulaiman, surat dari ratu Bulqis dibacanya :

"Yang mulia Raja Sulaiman, ini adalah separo kekayaan Bulqis, mohon diterima. Dan yang kedua, kami ingin bertanya, dari kumpulan orang-orang yang membawa harta kekayaan ini, manakah yang laki-laki dan manakah yang perempuan ?"

Nabi Sulaiman menggerakkan tangannya mengisyaratkan pada prajuritnya agar mengembalikan harta kekayaan kiriman dari kerajaan Bulqis. Dan yang kedua, dimintanya dua golongan laki dan perempuan itu untuk mencuci muka mereka.

Inilah yang terlewatkan oleh Ratu Bulqis. Cara menyiram air ke muka antara wanita dan laki-laki berbeda. Nabi Sulaiman tersenyum dan kemudian menulis surat lagi.

"Bismillahirrohmani rrohim"

"Aku adalah Nabi Alloh, Alloh Maha Kaya dan telah mencukupiku dengan harta kekayaan yang berlebih. Biarlah harta kekayaan kiriman sang Ratu untuk kesejahteraan penduduk kerajaan sang Ratu. Dan diantara dua golongan yang
membawa harta kekayaan ini, yang laki-laki sesungguhnya adalah orang-orang yang memakai baju perempuan dan yang perempuan sesungguhya adalah yang memakai baju laki-laki".

Kemudian dalam surat yang terpisah, Nabi Sulaiman menulis undangan untuk sang Ratu agar mau berkunjung ke kerajaan Sulaiman.

Setelah rombongan dari kerajaan Saba' berangkat kembali, Raja Sulaiman mengumpulkan seluruh bala-nya, dari pihak hewan maupun dari pihak jin dan manusia. Salah seorang jin sempat memberikan info bahwa ratu Bulqis memiliki cacat yaitu betisnya seperti betis onta.

Nabi Sulaiman tidak berkomentar, kemudian berkata,

"Wahai para pegawai kerajaan, aku berkeinginan mengundang Ratu Bulqis ke sini. Siapakah yang sanggup membawakan singgasananya ke sini dalam waktu yang cepat ?"

Jin ifrit yang memiliki kesaktian level tertinggi di dunia perjin-an.
Rajanya jin berkata,

"Ya Nabi Alloh, hamba sanggup mendatangkan singgasana sang Ratu bahkan sebelum Engkau beranjak dari singgasana ini".

Seorang ahli kitab ? berkata,"Aku sanggup membawa sekarang, bahkan sebelum engkau berkedip"

Demikianlah, sekejap kemudian singgasana sang Ratu sudah berpindah ke kerajaan Sulaiman

Singgasana tersebut diberi warna sedikit berbeda. Kemudian diletakkan disuatu tempat yang jalan menuju singgasana itu dilapisi kaca yang dibawahnya diberi air. Sekilas, seolah genangan air.

Beberapa waktu berlalu, sang Ratu Bulqis yang sudah takluk pada kebenaran, sampai di kerajaan Sulaiman. Nabi Sulaiman bertanya, "tahukah engkau singgasana itu ?", kata Nabi Sulaiman sambil menunjukkan tangan ke Singgasana di depan mereka.

"Sepertinya" , jawab sang Ratu.

Tampaklah kecerdikan, kewaspadaan, dan ketidak sembronoan sang Ratu.

Ia tidak menjawab "tidak" sebab ia merasa itu seperti singgasana miliknya, tetapi ia juga tidak menjawab "ia" sebab ada sedikit perbedaan dengan singgasana miliknya, yaitu warnanya.

Kemudian Nabi Sulaiman mengajaknya berjalan menuju singgasana itu.

Ketika lewat di atas kaca yang seperti tampak genangan air, spontan sang ratu mengangkat sedikit kain bajunya yang dibawah, dan tampaklah betisnya yang indah dan sempurna. Tidak seperti yang diberitakan oleh jin sebelumnya.

Demikianlah, Nabi Sulaiman timbul kekaguman pada sang Ratu dan tumbuhlah rasa cinta, demikian pula dengan sang Ratu yang memang sudah takluk pada sang Nabi.

Beberapa waktu setelah persiapan, Nabi Sulaiman dan sang Ratu Bulqis dari kerajaan Saba' melangsungkan pernikahannya.


Pernikahan Rosululloh SAW dengan Siti Khodijah
Muhammad Rosululloh saw bersabda,
"Alloh tidak memberi kepadaku pengganti isteri yang lebih baik dari dia ( Khodijahr.a) .

Ia beriman kepadaku di kala semua orang mengingkari kenabianku.

Ia membenarkan kenabianku di kala semua orang mendustakan diriku.

Ia menyantuni diriku dengan hartanya, dikala semua orang tidak mau menolongku.

Melalui dia Alloh menganugrahkan anak kepadaku, tidak dari isteri yang lain"

Jauh sebelum Khodijah bertemu dengan Muhammad, Ia pernah bermimpi, Khodijah bermimpi kejatuhan Matahari. Sinarnya
menghanguskan semua rumah penduduk Mekkah, kecuali satu dapur.

Mimpi itu ditanyakan pada pamannya yang ahli mimpi, Waroqah bin Nufal, Apa gerangan maksud dari mimpinya.

Sang Paman berkata,

"Engkau akan mendampingi Nabi akhir jaman",
"dari negeri manakah ?"
"Makkah"
"Suku apa ?"
"Suku Quraisy"
"Keturunan siapa ?"
"Bani Hasyim"
"Siapakah namanya ?"
"Ia bernama Muhammad".

Siti Khodijah gundah, gelisah,
"Benarkah ? benarkah ?" pertanyaan itu kini mengganggu hari-harinya.

Syahdan, sejak saat itu, ada harapan pada diri Khodijah,
Dan ia menunggu terpenuhinya nubuwat itu.

Sudah berapa banyak para pemuka suku di jazirah Arab yang mencoba melamarnya, Tapi ditolak olehnya,

"Ada yang kutunggu", gumamnya dalam hati.

Sampai satu ketika,
Didengarnya dari kalangan Quraisy,

Ada seorang pemuda yang terkenal paling dapat dipercaya,

"Muhammad Al-Amin".

Khodijah gelisah,

"Diakah yang dulu hadir dalam perlambang mimpiku ?"

"Diakah sang matahari dan sang Bulan ?"

"Muhammad ? anta samsum anta badrun ?"

Abu tholib paman Muhammad satu waktu berkata,

"Anakku, aku bukan orang berpunya. Keadaan makin menekan kita juga. Aku mendengar bahwa Khodijah mengupah orang dengan dua ekor anak unta. Tapi aku tidak setuju kalau akan mendapatkan upah semacam itu juga. Setujukah
kau kalau hal ini kubicarakan dengan dia ?"

"Terserah paman", jawab Muhammad.

Abu Tholib-pun mengunjungi Khodijah,

"Khodijah, setujukah kau mengupah Muhammad ?"

"Aku mendengar engkau mengupah orang dengan dua ekor anak unta. Tapi buat Muhammad aku tidak setuju kurang dari empat ekor".

Khodijah menjawab,

"Kalau permintaanmu itu buat orang yang jauh dan tidak kusukai, akan kukabulkan, apalagi buat orang yang dekat dan kusukai".

Demikianlah Muhammad dengan diiringi oleh Maisaro, budak Khodijah, berangkat ke Syam guna berdagang barang milik Khodijah.

Khodijah berpesan pada Maisaro, agar benar-benar memperhatikan Muhammad, jangan sampai ada kekurang apapun, dan dimintanya ia melayani Muhammad sebagaimana ia melayani Khodijah.

Maisaro mengangguk.

Mengantar keberangkatan Muhammad dan Maisaro, Khodijah seolah melepas hatinya mengikuti mereka, Ada rasa-rasa aneh yang tidak enak di dada, Getar-getar perasaan yang aneh seolah terikut bersama berangkatnya Muhammad ke Syam.

Beberapa hari telah berlalu,
Khodijah dengan gelisah menunggu di rumahnya,
Kadang dilihatnya di depan rumah, siapa tahu Muhammad sudah datang, Malam-malam kini yang terbayang wajah Muhammad al Amin, "duhai, apa gerangan yang sudah terjadi ? Mengapakah aku jadi begini ?

benarkah ia Nabi yang akan kudampingi, ataukah ?"
Benar !, kerinduan telah menguasai hati Khodijah,
Kerinduan yang tulus, kasih sayang yang tulus, Kini mengharap adanya pertemuan segera dengan Muhammad.

Ketika itu Khodijah sedang berada di ruang atas,
Di kejauhan, tampak Muhammad bersama beberapa barang untuk Khodijah dan untanya perlahan-lahan datang menuju Khodijah, Hampir berteriak Khodijah karena senang,

Malam-malam yang menyiksa sebab rindunya kini seolah mendapat siraman air yang segar.

Bersegera, dengan sedikit berlari, Khodijah turun dari sotoh (ruang atas) untuk menemui Muhammad yang dirindukannya.

Muhammad menceritakan pengalamannya di Syam dan berita tentang perdagangannya dengan bahasa yang halus dan fasih, serta laba yang diperolehnya.

Beberapa saat kemudian, Maisaroh datang menyusul di belakang.

Dari Maisyaroh inilah, Khodijah mendengarkan cerita selama Muhammad di perjalanan.

"Sampai disebuah perhentian, dekat sebuah gereja, kami dihentika oleh seorang utusan pendeta, kemudian kami dipersilakan masuk ke dalam rumah sang pendeta, sementara Muhammad berteduh disebuah pohon".

"Sang pendeta bertanya, masih adakah rombonganmu yang belum masuk ke sini ?"

"Ada", jawabku. "Dia Muhammad al ¡VAmin dari suku Quraisy.

"Mendengar itu", cerita Maisyaroh pada Khodijah,

"sang pendeta berlari keluar sendiri menemui Muhammad. Dan kemudian ia menangis di depan Muhammad. Dari jauh aku mendengar ia berkata,"Engkaulah Nabi yang dijanjikan¡Kengkaulah Nabi yang dijanjikan¡KAku bersaksi tidak ada
Tuhan selain Alloh dan engkau Muhammad adalah Rosululloh".

"Kemudian pendeta itu menghampiri aku dan berkata kepadaku", kata Maisaro.

"Segeralah kembali ke Mekkah, jangan sampai orang Yahudi tahu keberadaan Muhammad, jagalah ia dengan baik, ia adalah Nabi akhir jaman. Lihatlah itu","sang pendeta itu menunjukkan awan putih yang ada di atas kepala Muhammad dan selalu melindungi Muhammad, mengikuti kemana Muhammad bergerak.

Mendengar cerita itu, Khodijah menangis terharu,

Rasa sayangnya kini berubah menjadi rasa cinta yang tulus,

"Dialah sang Matahari, dialah sang Bulan Purnama", gumamnya dalam hati.

Tapi kini perasaan gelisahnya semakin bertambah,

"Bagaimana Muhammad sendiri ? Maukah ia nikah dengan dirinya yang sudah berusia diatasnya ? Bagaimana pandangan orang-orang Quraisy ? para pemuka-pemuka suku yang pernah ditolaknya ?

Melihat dirinya, Khodijah seolah merasa tak pantas bersanding dengan Muhammad, Pemuda yang tampan, paling bisa dipercaya, tutur kata, budi pekertinya halus, akhlaknya terpuji."

Kebingungan- demi kebingungan melandanya, antara keinginannya dengan pemikirannya,

Antara kerinduannya dengan kenyataannya,
Antara kecintaannya pada Muhammad dengan ketidak tahuannya?

Salah seorang sahabatnya Nufaisa datang pada Khodijah,
Kepada dialah Khodijah menumpahkan perasaan gundah gelisahnya, "Biarlah aku saja yang menanyakan pada Muhammad", kata Maisaro untuk membantu Khodijah.

Nufaisa mendatangi tempat Muhammad dan bertanya kepadanya, "Kenapa engkau tidak mau nikah ?"

"Aku tidak punya apa-apa sebagai persiapan pernikahan", jawab Muhammad.

"Kalau itu disediakan dan yang melamarmu cantik, orang terhormat, terpandang dan memenuhi syaratmu, tidakkah engkau terima ?"

"Siapa itu ?

"Khodijah", jawab Nufaisa.

"Dengan cara bagaimana ?"
"Serahkan padaku", jawab nufaisa lagi.

Demikianlah, dengan dihadiri orang-orang dekat Muhammad dan Khodijah, Dengan mas kawin dua puluh ekor unta Muda, Muhammad melangsungkan ijab qobul dengan Khodijah.



Pernikahan Imam Ali dengan Fatimah az-Zahro

Hari Jum'at tanggal 20 Jumadil akhir, Pohon kenabian menggerakkan rantingnya, Membiarkan bunga bermekaran, Dan kini telah berbuah.

Buah yang ke empat dan yang bungsu, Seorang anak perempuan yang cantik menyerupai sang Nabi.

Muhammad menamainya Fatimah.

Aisyah berkata,

"Aku tidak melihat seorangpun yang mirip Rosululloh Saw, baik alam sifat, maupun cara berdiri dan duduknya, kecuali Fathimah "

Aisyah juga berkata,

"Aku tidak melihat seorangpun yang lebih mirip Rosululloh dalam berkata dan berbicara selain Fatimah"

Fatimah mengalami masa-masa sulit sang Ayah,

Masa-masa keras dari kaum kafir pada pengikut muslim, Ketika sang Nabi datang dengan wajah yang kotor sebab perilaku yang kafir, Fatimah dengan meneteskan airmata membersihkan wajah ayahnya Ketika kafir Quraisy mengeroyok Nabi, Fatimah tak bergeming diam ditempatnya, Sang Ayah mendekap, memeluknya dengan penuh Kasih Sayang.

Pahit getir perjuangan, Lapar dahaga blokade makanan,
Perjalanan hijrah yang kering dan panas melelahkan, Telah mendidik jiwanya menjadi seorang pejuang,

Fatimah adalah bagian dari Muhammad, siapa yang membenci Fatimah, sama artinya ia membenci Muhammad sang Nabi"

"Alloh marah karena kemarahan Fatimah, dan Alloh ridho dengan kerdihoan Fatimah"

Ali bin Abi tholib,

Siapa yang tidak kenal akan beliau, Sebagai orang laki-laki yang paling dekat hubungan dengan Nabi, baikpun Nasab maupun Asbab, merupakan pria yang paling dekat dengan Fatimah setelah ayahnya, Tidak aneh, kalau ia bisa mengerti apa yang diingini Fatimah, Tidak aneh kalau ia bisa memahami apa yang dirasakan Fatimah,

Dan tidak aneh bila ia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh fatimah, Bunga cinta yang terpendam Yang tumbuh dalam diri Fatimah, Tetap tersimpan di dalam taman keindahan, Bunga cinta yang terpendam, Yang tumbuh bersama musim dalam diri Ali, Tetap tersimpan ddi dalam taman penghormatan,

Alloh dan RosulNya yang mengetahui, Tak ada satupun dari sahabat yang diijinkan untuk meminang Fatimah,

Tak ada seorangpun, Sampai akhirnya, Abu Bakar, Umar dan Usman, mendesak Ali,

Ali memberanikan diri menghadap Rosululloh, Menyampaikan perasaannya.

Tapi ?

Setelah mengucapkan salam pada Rosululloh,

Lidah Ali kelu,

Kata-kata yang telah disusunnya tercekat ditenggorokan, Mulutnya terasa terkunci, Kerongkongannya terasa tersumbat, Tak sepatah katapun yang dapat keluar karena malu?

Rosululloh mengerti dan memahami,

Beliau mendahului Ali untuk bertanya,

"Apakah engkau ada keperluan Ali ?"

Dengan suara lirih dan mata tertunduk, Ali menjawab,"Saya hendak menyebut Fatimah puteri Rosululloh".

Rosululloh menyahut dengan wajah berseri-seri, "ahlan wa sahlan"

Tak berani meneruskan, Setelah beberapa waktu, Ali pamit untuk pulang,

Dilain hari, Sekali lagi ia memberanikan diri untuk melamar Fatimah,

Segala argumen dan alasan juga disampaikan kepada Rosululloh sang Ayah, Rosululloh menerima dengan gembira, Dan dengan mas kawin dari hasil penjualan baju zirah, Dilangsungkanlah acara pernikahan yang khidmat.

Mempelai pria dan wanita bersiap,

Akad nikahpun dilantunkan sudah.

Kemudian, Rosululloh meminta sewadah air,

Membacakan beberapa ayat Qur'an, Kemudian dua orang mempelai itu diminta minum seteguk, Sisanya dicipratkan pada Ali, di tangan, kepala dan punggung,

Sisanya cicipratkan pada Fatimah, di dada, kepala dan punggung.

Kemudian beliau berdoa,

"Yaa Alloh, berkahilah kedua-duanya dan berkatilah juga keturunannya !"

Pernikahan adalah sesuatu yang agung, Pernikahan adalah sesuatu yang indah, Pernikahan adalah sesuatu ikatan yang kuat, Bak janji Rosul pada TuhanNya, Bak bara api dengan panasnya, Bak angin dengan udaranya, Bak ombak dengan samudranya.

Setelah berbagai kisah dan perjalanan terlampaui,
Setelah tanah petani dibajak dan di siangi,
Setelah kerbau dan alat bajak tak henti berjalan kian kemari, Bibit-bibit cinta yang ditanam mulai bersemi,

Pupuk kasih sayang mempercepat pertumbuhannya,
Dan obat hama kecemburuan, Dan obat hama pertengkaran telah disemprotkan, Hari demi hari,
Siang berganti malam, Bulan berganti bulan,

Pohon cinta telah mengeluarkan daun dan rantingnya, Musim semi telah tiba,
Bunga-bunga mulai tumbuh di sana-sini,

Sang padi telah tumbuh semakin tinggi dan berisi, Akad nikah dengan sang petanipun 'kan di lalui.

Keluarga sang mempelai wanita berangkat bersama kedua calon mempelai, Keluarga sang mempelai pria brangkat bersama menuju satu tempat yang ada di desa,

Suasana pesantren membuatku terharu?

Bulan Rojab sayidina Ali menikah dengan Fatimah,
Bulan Rojab pula jejak-jejak beliau ku ikuti.

Berada di lantai dua, seolah aku berada di atas nirvana,

Akad nikah telah dijalankan, Dengan mas kawin surat-surat Qur'an yang telah kubacakan, Fatwa nikahpun telah dikumandangkan,

Sang Ulama mengambil air yang telah disiapkan, Beberapa ayat Qur'an dibacakan, Kemudian,

Kurasakan percikan-percikan air pada kedua telapak tanganku, Kemudian kurasakan dinginnya percikan air di atas kepalaku, Dan setelah memutar tubuh, Kurasakan sentuhan percikan air pada pungggungku.

Mempelai wanita kini berganti posisi,

Kulihat percikan air di arah dada, Kulihat percikan air di atas kepala, Dan kemudian ia berputar, Dan kulihat percikan air di atas punggungnya.

Sang Ulama setelah itu berdoa,

"Yaa Alloh, berkahilah kedua-duanya dan berkatilah juga keturunannya !"

Jejak-jejak Sayidina Ali dan Fatimah telah kuikuti,

Jejak-jejak Nabi yang menikahkan telah kusaksikan,

Tak ada kata yang dapat kuucap untuk mewakili perasaanku, Tak ada istilah yang dapat kupilih untuk menyampaikan pendapatku, Tak ada lukisan yang dapat menggantikan indahnya yang terjadi.

Separo agama telah kujalani,
Separo agama telah kujalani,
Separo agama telah kujalani,
Tidak inginkah engkau untuk memiliki separo agama ???


Kisah Sang Budha
Yang memiliki nama Siddharta Gautama,
Perhatikanlah bagaimana gerak sang takdi mengantarkan, Seorang putra Raja, Kaya raya, berkuasa, memiliki apa saja yang diinginkan, Tetapi, tanda-tanda sudah terbaca pada mereka yang hafal pertanda, Para sesepuh berkata," Ia akan menjadi tokoh kemanusiaan yang terkenal"

Gelisah sang Ayah,

Maka apapun dilakukan untuk menahan ananda tetap di Istana. Semua ilmu di ajarkan, Berkuda, Panah memanah, Ketatanegaraan, Dan lain sebagainya, Hanya tiga hal yang dicegah untuk dilihat, Dari pandang sang Budha,

Penyakit,
Ketuaan,
Dan?
Kematian??

Mengapa ketiga hal ini yang disembunyikan oleh sang Raja dari Siddharta ?

Mengapa tidak yang lainnya ?

Sungguh bukan hal aneh jika berpikir benar adalah husnudzon.

Tak ada penyakit,
Tak ada ketuaan,
Dan tak ada kematian?.

Sang Takdirpun tetap menjalankan rencananya, Siddhartapun bertemu dengan orang yang penyakitan,
Siddharta bertemu dengan orang yang mengalami ketuaan, Siddhartapun bertemu dengan orang yang mengalami kematian.

Pikirannya koyak,

Akal pikirnya robek, Terbelah dan membuka celah,
Cahaya pencerahan menyinarinya, Meliputi langit dan bumi?

Meliputi langit dan bumi?
Dan ketika keteg sudah bergerak,

Apa yang akan menghalanginya ?

Meski sepasukan prajurit terlatih menghadang, Meki anaknya yang baru lahir menangis, Meski isterinya yang cantik memeluk lututnya, Dan ?
Meski Ibu Bapaknya melarang?
TIDAK !!!

Dorongan Sirr tak dapat di lawan?

Maka mulailah gemblengan demi gemblengan dilaluinya,
Berpuasa, beribadah, berdzikir
Menuju pada sang Maha?
Kadang beberapa puluh hari tak minum,

Kadang beberapa bulan tak makan, Kadang pun tak nafas?
Kehidupan tak tergantung pada dunia, Di bawah naungan Bodhisatwa, Sampai satu ketika,

Terdengar denting kecapi di atas sebuah perahu,

Dan lamat-lamat terdengar sang guru kecapi berkata,

"Tali senar kecapi, jika terlalu kencang, maka gampanglah putus.

Tali kecapi, Jika terlalu kendor, mana bisa dimainkan ?

Sang Budha menyelesaikan tapanya, Dan kembali kemasyarakat.

Mengajarkan 8 kebenaran, Mengajarkan titik-titik Kasih Sayang pada orang-orang disekitarnya

Kisah Dewi Kwan Im

Siapa yang tidak pernah mendengar Dewi Kwan Im ?
Atau "Kuan She Yin Pu Sa" ?
Yang kata mereka adalah golongan para dewa ?
Dewi Welas Asih ?
Dewi yang "selalu memperhatikan keluhan dan doa dari manusia" ?

Dan pernahkah engkau membaca Qur'an ?

"Jika dewa-dewa yang engkau sembah itu benar,

mereka akan mengajakmu untuk menyembah Alloh" ?

Beliau adalah manusia biasa yang telah mengalami proses menuju Kesempurnaan.

Al kisah hiduplah seorang Raja di negri Kim Thian (Langit Emas) Yang sudah beberapa lama tidak memiliki anak,

Kemudian memohonlah mereka pada Thian (Tuhan),

Sampai satu waktu, Dikarunialah mereka dengan seorang anak perempuan, Anak perempuan dan sampai kemudian anak perempuannya yang ketiga.

"Miao Siang"?harum lagi bijaksana"?
Mulai kecil, sudah timbul keanehan pada diri Miao Siang,

Ia tak mau makan makanan dari sumber hewani,
Tak mau ia makan dari makhluk yang bernyawa,
Tanpa susu hewan, tanpa telur hewan,
Benar-benar vegetarian murni.

Mulai kecil pula, sudah tampak sifat kedermawanannya.

Kalau kakak-kakaknya lebih senang bermanja-manja dengan kekayaan istana, Miao Siang lebih sering memberikan mainan dan barang yang lainnya ke orang-orang disekitarnya.

Cercaan dari kakak-kakaknya tidak membuatnya bergeming dari sifatnya.

Kemarahan ayahnya tak membuatnya ia goyah, Ia hanya bertanya, "Apa salahnya kita memberikan sesuatu yang berlebihan kepada orang yang amat membutuhkan, ayah ?!"

"Yang aku butuhkan bukan hanya santapan lahir saja, aku butuh santapan bathin",

demikian kata beliau.

Belajarlah ia kitab-kitab "Sutra", "Keng"

Semakin halus budi pekertinya, Semakin welas asih sikapnya, Dan semakin teratur tutur katanya.

Kalau kakak-kakaknya berlomba gemerlapan harta dunia,

Maka Miao Siang bersikap sederhana saja. Tetapi begitulah kenyataannya, Ia lebih disegani oleh orang-orang yang mengenalnya, Menambah iri dengki dan hasutnya kedua kakak.

Sampai satu waktu,
Ketika sang Ayah berkehendak ia mencari suami untuk kemudian dijadikan Raja,

Sang putri menolak,

"Aku ingin menjadi nikouw, aku ingin menjadi rahib wanita, seorang bikhuni", katanya.

Merah padam muka sang Raja menahan marah,

Dan setelah beberapa kali ditolak oleh putrinya,
Meledaklah kemarahan,

"Jadilah tukang kebun di Taman Kerajaan !"

Sang putri menerimanya dengan kesabaran dan ketabahan, Meski tanpa bantuan di dalam pekerjaannya sebagai tukang kebun.

Sempat berguru berbagai macam ilmu ke seorang"dewa" ,

Sampai satu waktu,

Ayahnya melunak dan memenuhi apa saja keinginannya.

"Aku ingin tinggal bersama bikhuni di Vihara Pek Chiao Chansu di Lung Su Sien", katanya

Demikianlah, ia tinggal di Vihara itu dengan perlakukan yang keras, Sebab para petinggi Vihara itu dipesan oleh sang Raja, agar berlaku keras padanya, sehingga mungkin satu waktu sang Puteri tidak kuat dan mau untuk kembali ke istana.

Di Vihara inilah, di bilik belakang,

Ia berguru lagi pada seorang Hweeshio, seorang Bikhu Tua.

Sebelum mengiyakan permintaan sang Putri, Hweeshio itu berkata, "Akan kuturunkan ilmu ini kepadamu asalkan,
kamu merahasiakan akan hal ini kepada siapapun.

Sebab, bila sampai diketahui oleh orang lain, bukan saja dapat mencelakai dirimu,

Malah akan mencelakai banyak orang"

Api Fitnah melanda Biksu Tua itu dan sang Putri,

Bagaimana tidak, para bikhuni mengetahui bahwa mereka hanya berdua saja di dalam bilik tempat Hweeshio itu berada.

Nikouw kepala melaporkannya pada sang Ayah, sang Raja?.

Sungguh kemarahan lama yang belum hilang seluruhnya kini bak gunung api, Meledak dan siap menghancurkan,

Di datangkan sepasukan komplet untuk mengepung Vihara tempat sang Putri dan Hweeshio itu berada.

Dan beberapa saat kemudian, bukan hanya vihara itu saja, vihara disekelilingnya dibakar atas perintah sang Raja.

"Hancurkan semua yang memalukan !!"

Tapi keanehan terjadi, Setelah semua bangunan hampir habis terbakar api, Tampak cahaya terang benderang membentuk bulatan menahan laju api
menjalar ke dalam vihara tempat sang putri,

Beberapa saat kemudian tampak sang putri berjalan dengan anggunnya di antara puing-puing vihara, tanpa kurang suatu apa.

Atas perintah Raja,

Putri Miao Siang dijebloskan ke penjara sebab ia telah membuat malu istana.

Berdua di bilik dengn seorang laki-laki.

Apa arti penjelasan sang putri pada orang yang sudah dibakar api kemarahan ?

Malah menyulut api itu seolah disiram dengan bahan bakar, "Hukum Mati !!"

Tak ada penyesalan pada sang putri, Dan keyakinannya tak bergeming.

Keanehan kembali terjadi ketika hukuman mati dilaksanakan, Pedang besar sang Algojo terbelah dua ketika menyentuh leher sang putri,

Diambilnya senjata lain, kapak ganda,

Begitu diayunkan kapak ganda itu terpental, Berbagai senjata sudah dicobanya, Tak ada satupun yang dapat melukai sang putri.

Barulah, ketika kehendak sang putri dituruti, "Kematian"pun terjadi.

Sang putri mau "mati" asalkan tubuhnya tetap utuh.

Di dalam proses "kematiannya" itu,

Sekilas ada kemiripan dengan beberapa cerita,

Ia menembus langit demi langit sampai menemui "Dewa yang Abadi".

Barulah kemudian sang Putri yang kini menjadi sang Dewi, Kembali turun ke bumi.

Menebarkan KASIH SAYANGnya pada orang-orang disekitarnya.


Ruhulloh

Isa putra Maryam yang lebih dikenal oleh umat Nasrani dengan nama Yesus.

Seorang Nabi yang penuh Kasih dan penuh Sayang.

Lahir dari rahim seorang ibu suci, yang tekun berdo'a dan memohon kepada Alloh SWT.

Lahir tanpa perantaraan seorang ayah. Hanya ibu.

Hampir berbareng dengan kelahiran Nabi Yahya, John sang Pembaptis.

Setelah John lahir, beberapa waktu kemudian, lahirlah sang bayi yang dikejar-kejar oleh Romawi. Yesus, Isa putra Maryam.

Yang diramalkan akan menjadi Raja orang-orang yahudi.

Jaman itu ada tiga golongan orang-orang yahudi.
Yahudi Saduki, Yahudi faroki dan Yahudi esensi.
Yahudi Saduki dan Yahudi Faroki adalah golongan yahudi yang hidup dimasyarakat umumnya.

Sedangkan Yahudi Esensi adalah golongan yahudi yang lebih senang menyendiri, Hidup di gua, digurun-gurun.

Mereka adalah orang-orang yang benar-benar menjaga pelaksanaan hukum Taurat Musa.

Kepada orang-orang inilah John di serahkan untuk dididik.

Sampai satu ketika, Alloh mengangkatnya menjadi seorang Nabi.

Isa mengalami prosesnya sendiri.

Tak ada yang tahu masa remajanya,

Sejak umur 12-30 tahun,

Merupakan usia yang tak diketahui.

Apa yang dilakukan oleh Yesus.

Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa di masa-masa itu, Yesus mengalami kehidupan seperti laiknya orang umum, Yang bekerja dan juga berumah tangga.

Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa di masa-masa itu adalah masa proses, Yesus di dalam perenungannya.

Ada pula yang lebih berani mengatakan bahwa di masa remaja itu sampai usia 30 th,

Yesus sebagaimana John, juga diserahkan kepada kaum Yahudi Esensi untuk di didik.

Barulah kemudian sejarah yang diakui kaum Nasrani menceritakan bahwa kemudian,

Di satu waktu, Yesus mengikuti Baptis yang diadakan oleh John si Pembaptis.

Bersama ratusan orang yang lainnya,

John berkata,"Aku hanyalah jalan bagi Dia. Orang yang memiliki kerajaan Allah Bapa".

"Lihatlah orang itu berjalan menuju ke sini.", kata John sambil menunjuk Yesus.

Kemudian ruhul kudus dalam bentuk merpati juga turun di sekitar situ.

Kisah berlanjut,

Setelah Yesus di baptis oleh John,

Satu versi dari kaum Nasroni menceritakan bahwa Yesus melakukan perjalanan ujian, Berkholwat istilah yang sudah kita kenal, Selama 40 hari-40 malam.

Dalam kehausan dan kekeringan,

Bibir pecah-pecah, Langkah kaki sudah tak kuat lagi diangkat, Kini bisanya bergerak dengan diseret.

Debu gurun sudah melekat pada Yesus.
Dalam kehausan, kecapekan, kelaparan yang sangat itu,
Yesus di datangi oleh Iblis untuk digoda.

"wahai anak manusia, bukankah sekarang saatnya engkau memohon pada Bapa.

Untuk meniadakan siksa dan derita anak manusia.

Lihatlah dirimu, payah, lelah. Bagaimana engkau akan menyeru manusia untuk kembali pada Bapa kalau engkau mati sekarang.

Maka memohonlah pada Bapa makanan dari surga,

Bukankah engkau bisa ?

Maka memohonlah air dari sungai di surga, Bukankah pasti dikabulkan olehNya ?"

Yesus menggelengkan kepala.

"Bapa menghendaki aku seperti ini, wahai Iblis".

"Pergilah ! Aku sekali-kali tidak akan memohon pada Bapa demi kepentingan pribadiku sendiri. Aku Ikhlas menerima kehendakNya.

Sesungguhnya, Katakanlah bahwa Allah itu Esa, Tidak ada Tuhan selain Allah".

Iblis pergi dengan berteriak melolong-lolong kesakitan.

Demikianlah, setelah kholwat perjalanan yang dilakukan tuntas, Beliau menebarkan Kasih dan Sayang pada orang-orang disekitarnya.


KASIH SAYANG

Dalam tahap ini, tahap KASIH SAYANG,

tak ada lagi yang dipikirkan, kecuali bagaimana menyenangkan hati dari orang yang kita RINDUKAN.

Tak ada tujuan lain kecuali semata-mata menyenangkan hati Yang kita RINDUkan.

Tiap perbuatan yang kita lakukan, adalah untuk menyenangkannya.

Maka, bagaimanakah menurutmu, seandainya dalam RINDUmu engkau sudah tak dapat melihat selain YANG engkau RINDUKAN ??

Ketika engkau berusaha menyenangkan Yang engkau RINDUKAN, maka KASIH SAYANGmu akan kau berikan pada siapa saja yang disukainya, dan keTIDAK SUKA-anmu akan kau berikan pada semua yang tidak disukainya.

Sang Budha, Dewi Kwan Im, Isa putra Mariyam, adalah perlambang dalam contoh KASIH SAYANG.

Maka teringat aku ketika Isa Putra Maryam bercerita pada para pendosa-pendosa dan pada murid-muridnya.

"Ada seorang ayah yang kaya raya memiliki dua anak.

Yang satu taatnya pada ayahnya tetap dan senantiasa,

sedang si anak yang satunya sama sekali tidak taat, bahkan bertujuan untuk senang-senang dan foya-foya saja.

Kemudian si anak yang tidak taat ini mengatakan pada Ayahnya,

"Wahai ayahku, bagaimana seandainya warisan yang nantinya engkau berikan kepadaku, aku minta sekarang saja".

Bapaknya yang penuh Kasih Sayang mengiyakan apa yang diminta anaknya.

Maka separuh dari harta kekayaannya diberikan pada anaknya ini.

Syahdan, uang hasil dari warisan yang belum waktunya ini, dihabiskan si anak dengan foya-foya, judi, senang-senang, dll, sampai habislah sudah dalam waktu yang sangat cepat.

Kemudian si anak mengalami kesulitan yang sangat.

Jaman waktu itu ada paceklik, maka kemanakah sekarang dia mencari makan ??

Uang sudah tak ada, dan tak mungkin kembali ke rumahnya, .......

Maka kesana kemari, si anak mencari pekerjaan untuk mencari sesuap nasi.
Tapi jaman yang sulit begitu, tak ada yang mau menerimanya.

Sampai-sampai karena laparnya, ketika seorang laki-laki akan memberikan dedak makanan pada babi piaraannya, dimintanyalah dedak makanan babi itu.

Tapi oleh laki-laki itu ditolaknya. "Babiku saja sudah kesulitan mencari makan", katanya.

Ingatlah dia, bahwa pelayan bapaknya yang dirumah, makannya saja melebihi dari apa yang dimakan oleh orang-orang itu, apalagi dibandingkan dengan makanan babi.

Berangkatlah ia pulang dengan langkah gontai, dan berniat untuk bekerja sebagai pelayan saja dirumahnya sendiri.

"Sudah lebih baik "pikirnya.

Ketika si Bapak melihat datangnya anak yang tidak taat padanya, si Bapak berlari dan kemudian memeluknya sambil berkata,"anakku yang mati sudah hidup lagi",

si anak malu, tapi tetap mengutarakan maksudkedatangannya ,

"wahai bapakku, terimalah aku menjadi pelayanmu".

Tidak dipedulikannya omongan si anak, bapaknya terus memeluk dan merangkulnya, kemudian beliau memanggil pelayan-pelayan agar mengadakan pesta selamatan
bagi si anak yang baru datang.

Anak yang kedua, melihat hal itu, tidak terima dan berkata pada bapaknya,

"Ya..bapak, siang malam aku taat padamu, hidupku kubaktikan untuk dirimu, tetapi aku tidak pernah engkau perlakukan seperti itu, sedangkan si anak itu telah tidak taat kepadamu, dan baru saja dia pulang, engkau sudah menerimanya begitu rupa".

Bapaknya tahu akan maksud si anak tersebut, dan dia berkata,

"wahai anakku, engkau terus menerus bersamaku, apa-apa yang aku miliki juga menjadi milikmu, semuanya. Sedangkan si anak ini, saudaramu, seolah sudah
mati kemudian hidup lagi, maka tidakkah pantas kalau kita menyambutnya
dengan pesta selamatan untuknya ??".

Si anak kemudian tersadar akan maksud dari bapaknya.

Demikianlah yang pernah diceritakan oleh Ruhul Kudus, nabiyulloh Isa a.s.

Kemudian para pendosa-pendosa yang mendengarkanpun bertobat dan juga murid-murid Yesuspun bertobat pula.

Ambillah hikmah dari cerita ini.

Di dalam tahap KASIH SAYANG ini, tidak ada keinginan pribadi untuk MENUNTUT sesuatu dari Pasangannya.

Baikpun itu MENUNTUT adanya perubahan yang lebih baik (menurut salah seorangnya) dari Suami atau Istri kita.

Sumber dari berubahnya rasa KASIH SAYANG ini, adalah apabila sudah diwarnai dengan TUNTUTAN-TUNTUTAN, apapun macam tuntutannya itu.

Baikpun Tuntutan dari sang Suami pada istrinya, maupun Tuntutan Istri pada suaminya.

Pahamilah akan hal ini.

Dalam KASIH SAYANG, yang ada adalah hormat menghormati, sayang menyayangi, saling mengasihi, toleransi yang tinggi, pengertian yang tinggi.

Suami menyayangi dan mengasihi Istri,yang diRINDUKANnya.

Demikian pula Istri menyayangi dan mengasihi Suami yang diRINDUKANnya.

Adakah keindahan yang melebihi ini ??

Lalu mengapakah kerinduan-kerinduan yang dulu kemudian sirna sejak lewatnya pernikahan ???

Pernikahankah tujuan ke RINDUANmu ???
Sehingga ketika tujuanmu tercapai, engkau tinggalkan semua keDEKATAN, ke AKRAB-an, dan keRINDUAN yang dulu menggebu ??


CINTA

Cinta itu buta, Cinta itu tuli, Orang yang mencinta akan mengalami hal ini, Tak tampak cacat pada apa yang dicinta, Tak ada salah dari apa yang dicinta,
Semua sempurna di mata dan di rasa.

Jikapun dengan dalil diberitahu kejelekannya,

Takkan pula digubrisnya, Jikapun dengan bukti akal diberitahu cacatnya, Takkan pula dipedulikannya,
Ditawari dengan 10 orang pengganti, Tak kan juga mau untuk berpindah hati.

Tapi, Benarkah cinta hanya teruntuk bagi satu obyek yang dicinta ???

Benarkah ???

Ketika engkau mencintai seseorang, Ketika engkau mencintai sesuatu, Engkau akan bisa juga mencintai yang lain, Itulah kenyataannya? .. Meski cintamu pada yang awal tak berubah, Meski cintamu pada yang awal tak bermasalah, Meski cintamu pada yang awal tak ada ulah.

Bukankah engkau bisa mencintai orang tuamu sekaligus mencintai kekasihmu ???

Bukankah engkau bisa mencintai istri/suamimu sekaligus mencintai anak-anakmu ???

Maka pahamilah akan hal ini, Bahwa rasa cinta yang datang kemudian, Itu adalah sesuatu yang wajar, Meski pada yang awal tak ada yang berubah.

Tetapi ingatlah,

Sadarilah kenyataanmu yang ada,

Apakah engkau sudah terpatri dengan sang kekasih, Apakah engkau sudah mengikat janji pada sang suami ?

Apakah engkau sudah mengikat diri pada sang istri ?

Bila iya,

Cukuplah sudah, Cintamu pada yang baru adalah anugrah ilahi,

Yang cukup dinikmati di dalam hati, Dan tidak untuk membuat satu perubahan diri, Dalam kehidupan ini.

Mengapa seringkali manusia lupa ?,
Bahwa kekasih hati adalah isterinya ?,
Bahwa tambatan jiwa adalah suaminya ?,
Yang dulu begitu dicintainya ???
Mengapa kemudian beralih ?,
Dengan alasan yang tak berdalih ?,
Bahwa Tuhan memberikan yang lebih kasih ?,
Dari cinta kekasih yang masih ?

Mengapa kemudian berulah, Dengan argumen seolah tak bersalah, Bahwa manusia adalah makhluk yang lemah,

Tak mampu menepis cinta baru yang resah..???

Cinta dari sang Maha Cinta, Adalah daya yang tak berhingga, Hati adalah lautan tanpa tepi, Tak hanya untuk satu diri, Bagaimana engkau bisa mencontoh Nabimu ???

Rohmatan lil alamin ???

Bila sang hati tak sanggup menampung semuanya ???

Tidak hanya satu, Tidak hanya dua, Tidak hanya tiga,
Dan tidak hanya empat, Melainkan cinta pada seluruh alam, Rohmatan lil alamin?.


SYIRIK

Tak ada dosa yang lebih besar dari soal ini?
Tak ada..

Maka perhatikanlah perlambang ini.

Ketika cinta pada yang mula tak berubah, Dan kemudian ketika cinta yang selanjutnya mengisi di hati?
Ketika cinta pada yang awal tak beralih, Dan ketika kemudian cinta kemudian menyusup di diri, Sebagian besar manusia khan beralih, Sebagian besar orang khan berulah, Sebagian besar perhatian khan berpindah,

Selingkuh, dua lingkuh, tiga lingkuh pun terjadi ..
(he..he..he. .)

Sephia-sephia bermunculan, Dalih apapun juga khan dipersiapkan,
Tak peduli lagi?
Dan tak peduli?
Perceraianpun kadang sampai terjadi?

Lalu..

Tidak berpikirkah engkau pada si buah hati ???
Tidak terasakah engkau dampak yang abadi ???
Wahai ?
Janganlah mudah tertipu, Janganlah mudah salah menerima, Tuhan mengajarkan pada kita,

Bahwa itu adalah hal yang wajar,

Terimalah rasa cinta yang kemudian? Dengan keihklasan dan kesadaran..

kemudian lihatlah kenyataan?
Bahwa engkau terikat dengan perjanjian,

Yang kuat dan erat,

Yang mengikat dan menjerat?

Adakah wanita yang rela untuk di dua-kan ???

Adakah laki-laki yang rela untuk di dua-kan ???

Adakah Alloh rela untuk di duakan ???

Adakah dosa yang bisa diampuni kalau engkau men-duakan-Nya ???

Adakah dosa yang lebih besar dari menduakan Alloh ???

Syirik adalah dosa yang paling besar.

Tidakkah engkau melihat perlambang ini ???

Mungkin engkau akan bertanya kepadaku,

"Lalu, mengapa Tuhan mengijinkan laki-laki untuk memiliki isteri lebih dari satu ???

"Laitsa kamitslihi Syai'un",

itulah pembedanya?? .

Alloh Mutlak tidak boleh di-duakan !

"Katakan, Jika bapak, anak, saudara, isteri, sanak famili, harta kekayaan yang kamu jerihpayahkan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Alloh dan RosulNya
dan berjihad dijalanNya, maka tunggulah hingga Alloh mendatangkan keputusanNya.

Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik" (QS : At Taubah)

Alloh mutlak tidak mau diduakan.

"Alastu birobbikum"

"Kullu bala syahidna"

ijab qobul telah dikumandangkan, "al-mitsaq" telah dikencangkan,

Perkawinanmu dengan Tuhanmu sudah dijalankan?
Lalu?
Mengapakah masih ada pikiran untuk menduakanNya ???

Manakah yang katanya Cinta ???

Manakah yang katanya Rindu ???

"Hadapkanlah wajahmu hanya kepada Kekasihmu"?.


Kisah Cinta Gibran dan Selma
"Cinta adalah sebuah kata bercahaya, ditulis oleh tangan cahaya, pada malam cahaya" (Gibran)

Usia Gibran, Kahlil Gibran waktu itu menginjak 18 tahun, Tatkala cinta dengan kilau kemilau keindahanny menyilaukan matanya, Jari jemari yang berpadu,

Telah mengantarkan jiwa Gibran menuju gerbang cinta,

Selma Karima,

Kecantikannya membangkitkan hidup Gibran yang pertama, Membawanya menuju taman-taman cinta.

Siang tak ubahnya seperti mimpi,

Malam tak ubahnya seperti malam pengantin yang tak ada habis-habisnya.

Selma telah mengenalkan pada Gibran, Sekuntum keindahan, Dan telah menyenandungkan irama kehidupan.

Ketika kejenuhan sudah melanda si kutu buku,

Gerak hatinya mengantarkan pada Farris Effendi,

Dan kemudian mereka berdua melewati hutan cemara,

Berjalan di lekak lekuk antara pohon cemara, Untuk kemudian sampai pada sebuah gubuk yang artisitik,indah.

Seorang gadis yang cantik jelita,
Mengenakan pakaian putih yang anggun, Muncul dari balik pintu.

"Ini Selma¡KSelma Karima,

anakku semata wayang", kata sang Ayah.

Selma menatap heran pada Gibran dan bergumam dalam hati.

"Mengapa seorang pemuda bisa menembus jeruji-jeruji dinding rumahku ?

Mengapa seorang pemuda bisa menembus penjaga pintu depan gerbangku ?"

Gibran bercerita,

"Kemudian kami berjabat tangan, dan kurasakan genggaman jari-jarinya sehalus bunga bakung putih, dan perasaan derita yang aneh, tiba-tiba menggetarkan hatiku"

Mereka bertiga terdiam,

Selma memecah keheningan dengan tersenyum,

Dan kemudian berkata,

"Berulang kali ayahku bercerita tentang masa muda yang dilewatinya bersama ayahmu. Sebaliknya, ayahmu juga pernah berkisah tentang kami. Itu berarti pertemuan ini bukanlah yang pertama bagi kita"

Kemudian suasana menjadi begitu indahnya, Ketika kata demi kata terucap dari mulut Gibran,

Berganti kalimat-demi kalimat terdengar dari mulut Selma,

Bunga-bunga yang kuncup menjadi mekar,

Ranting-ranting yang kering seolah mendapat cahya kekuatan sang mentari,

Hewan-hewan yang sakit seolah tersembuhkan dengan aroma kasih sayang dan cinta?

Sampai ketika sang waktu mengingatkan mereka,

Gibran beranjak dari tempat duduknya untuk melangkah pergi, Ketika Faris Effendi berbisik kepadanya,

"Anakku, karena kamu sudah mengerti jalan menuju rumah ini,

kamu harus sering datang dan anggaplah pulang ke rumah sendiri.

Anggaplah aku sebagai ayahmu dan Selma sebagai adikmu"

Gibran menoleh kepada Selma seolah untuk meminta persetujuan.

Selma mengangguk dengan anggunnya.

Gibran berbisik dalam hatinya,

"Bisikan Farris Effendi tadi telah menempatkan aku berdampingan dengan anak perempuannya di altar cinta.

Bisikan itu menjadi sari surga yang diawali pujian dan berakhir denga kesedihan, laksana mengangkat jiwa-jiwa kami ke kerajaan cahaya dan bara api yang menyala,

seperti meneguk anggur yang mabuk bencana dan kebahagiaan"

"Cinta tidak menyadari kedalamannya, sampai ada saat perpisahan" (Gibran)

Pada bulan Juni,

Gibran berangkat ke kuil untuk menemui Selma,
Ditangannya terlihat buku puisi dari Spanyol.

Sampai di kuil, Desah penantian Gibran mengguncang hatinya.

"khok belum datang¡Kkhok belum datang".

Selma datang dan duduk di sisi Gibran,

Kepekaannya akan beban yang menggelayut di hati Gibran, Menggerakkan ia untuk memeluk Gibran,

"Mendekatlah kemari, dekaplah aku, dan rasakan saat-saat indah sebelum perpisahan"

"Puaskan haus kerinduanmu, sebab batas cakrawala perpisahan sudah semakin tampak."

Gibran bertanya,

"Apakah suamimu tahu pertemuan-pertemuan kita ?"

"Jika suamiku tahu, tentu aku sudah tak dapat berada di sini.

Suamiku tak peduli padaku, aku bukanlah apa-apa baginya,

jiwa sosialnya telah menjeratnya dalam keasyikan pada tubuh molek gadis-gadis malang.

Yang sebab kemiskinan mereka terjerat dalam kenikmatan temporer, dalam rumah-rumah gembira"

"Apakah ada yang mengetahui pertemuan kita ini ?,

ataukah kejenuhanmu padaku yang menyebabkan adanya perpisahan ?"

"Sama sekali tidak kekasihku, jiwaku tidak menghendaki perpisahan denganmu.
Jiwamu dan jiwaku sudah tak dapat dibedakan lagi, bersatu dalam lautan cinta, bersatu dalam lautan duka. Tetapi takdirku telah membelenggu aku di dalam kepedihan dan kesakitan. Takdirku telah mengharuskan aku berjalan di atas bara api dan di atas semak duri. Dan takdirku bukanlah takdirmu".

"Mengapakah engkau menghendaki perpisahan ini Selma ? Mengapa ? Apakah yang engkau takutkan ?"

Selma menutup kedua matanya dengan telapak tangan kanan, Airmatanya mengalir dari ujung bola mata yang indah.

Berkilau-kilau ketika silhuote cahaya matahari sekilas mengenainya.

"Ketika kusadari aku berada di dalam belenggu ketakutan.

Seolah berpuluh pasang mata senantiasa mengikutiku dalam tiap-tiap pertemuan denganmu.

Maka tak kulihat sesuatu yang lebih mulia, dari pada mengorbankan kebahagianku bersamamu, demi keagungan dirimu. Agar caci maki dan sumpah
serapah orang tidak tertuju kepadamu"

"Aku mencitaimu Selma, Aku mencintai.

Tidakkah cukup kata itu memutuskan rantai-rantai yang menjeratmu ?

Tidakkah cukup kata itu membebaskanmu dari penjara rumahmu ?"

"Marilah Selma kita pergi meninggalkan kuil ini,

Untuk menempuh takdir kita berdua. Marilah kita tertawakan belenggu-belenggu dan rantai-rantai yang ada di kaki dan tubuhmu, untuk kita jelang kebahagiaan berdua"

Selma semakin tertunduk, Air matanya bertambah deras,

"Tuhan telah meletakkan piala asam cuka yang pahit di tanganku. Dan aku mewajibkan untuk meminumnya. Biarlah, akan kunikmati setetes demi setetes
pemberianNya, dengan kesabaran dan ketelatenan.

Usiamu masih muda kasih. Dan ketika aku biasanya hidup dalam ketakutan dan hidup dalam kekuatiran ketika ingin berjumpa denganmu. Sekaranglah aku bisa
berjalan dengan mamatahkan belenggu dan penjara rumahku.

Dan kusadari, ketika perjalanan menuju ke sini. Sungguh tak ada yang lebih berarti dari pada sebuah pengorbanan kebahagiaan diri sendiri demi keagungan cinta kita.

Hadapilah perpisahan ini dengan agung kekasihku, sebagaimana keagungan cinta kita selama ini.

Cinta yang terbatas, ingin memiliki apa yang dicintainya. Tapi cinta yang tidak terbatas, cukuplah cinta itu sendiri baginya"

"Biarlah perpisahan ini menjadi api yang melelehkan batangan emas menjadi lebih berharga lagi"

Kemudian Selma memeluk Gibran dengan lembut,

Mengecup keningnya dan berdiri memandang dinding-dinding kuil dengan pandangan kosong? Kemudian ia berkata kepada Gibran,

"Aku akan pulang dengan rasa bahagia, menuju rumah kuburanku yang gelap gulita, tempat para hantu yang mengerikan bersemayam di dalamnya.

Janganlah mengasihani diriku kekasihku. Sebab jiwa yang sudah pernah bertemu Tuhan, takkan takut dengan hantu-hantu gentayangan. Dan mata yang telah
menatap pendar cahaya surga, takkan menutup lagi hanya sebab duka derita dunia".

Kemudian Selma meninggalkan Gibran yang termangu dan termangu,

Tenggelam di dalam bara api kesedihan perpisahan.

Bagi Gibran, "Kebenaran adalah Kesetiaan".

Dan "Kesetiaan" itu telah dimiliki oleh Selma Karima.

Babak akhir drama kehidupan,
Babak akhir adegan pengujian,
Babak akhir sequel keimanan
Babak akhir indahnya penciptaan manusia,

Adalah ?
Begitu kuatnya daya Cinta?.

Maka sungguh saat yang tepat,

Aku ceritakan kembali apa yang sudah diceritakan oleh Hakim Nizhami,

Sang tokoh penutur kisah cinta, Tentang Qois si Majnun dan Laila,

"Laila dan Majnun".

Sang ayah dan sang Ibu,

Yang sudah sekian tahun bersedih, Sekian tahun gundah gelisah,

Bagaimana tidak,

Jika sudah bertahun-tahun berlalu, Belum juga ada tanda-tanda datangnya sang buah hati, Belum ada juga bau wewangian tubuh bayi sang permata hati?

Sudah berpuluh tabib didatangkan,

Sudah berpuluh resep dijadikan obat,
Sudah beratus-ratus pil dan jamu ditelan,
Tanda-tanda itu tetap tak kunjung tiba,
Tak ada jalan lain sudah,
Selain memohon kepada sang pemilik Jiwa,

Dengan berurai air mata tiap malam, Ia tempelkan pipi dilantai sambil bersujud kepadaNya,

Dengan rintihan-rintihan kesedihan,

Ia biarkan kepala dibawah bersujud sambil memohon kepadaNya,

"ud 'uni ustajib lakum"

Alloh-pun mengabulkan apa yang mereka mohonkan dengan kesungguhan seperti itu,

Lahirlah anak yang sempurna,

Yang mereka beri nama Qois?ya Qois?

Waktu terus berjalan,

Qois menjadi seorang pemuda yang tampan,

Sebagaimana biasanya diwaktu itu,

Qoispun dimasukkan ke madrasah, ke sekolah?.

Dari sinilah awal cerita sesungguhnya terjadi,

Qois terhenti pandangannya pada sosok gadis cantik berambut panjang,

Yang sedang berjalan menuju kelas yang sama,

Rambutnya yang panjang tergerai, Menebar ditiup angin,

Jantung Qois terkena panah asmara,

Hati Qois berdegup kencang,

Darah yang ada mengalir lebih cepat dari biasanya,

Detak detik nadinya bergetar keras?

Qois jatuh cinta pada si gadis?
Siapa namanya ?

Siapa ?

Laila¡KLaila¡KLaila?

Maka ketika alam seolah menutup dunia mereka,

Ketika yang lain seolah tak ada,

Qois asyik memandang laila,

Baik ketika berjumpa dengan Laila maupun tidak,

Qois tetap asyik memandang bayang-bayang Laila?

Hari demi hari perasaan Qois semakin mendalam,

Semakin ia tenggelam kedasar samudra cinta,

Demikian juga dengan Laila,

Semakin hari tenggelam kedalam bayang-bayang Qois,

Semakin ia tenggelam ke dasar samudra cinta?

Berita inipun menjadi gunjingan,

Sang Bapak Laila mengambil satu keputusan,

Laila mesti dipingit,

Laila mesti dipingit?

Esoknya Qois tertegun,

Cahaya hatinya meredup,

Kemanakah cahaya mentari yang selama ini dipandangnya ?

Kemanakah kelembutan sang pagi yang selama ini menghangati hatinya ?

Kemanakah pelita hatinya ?

Laila..Laila. .Laila..

Kemanakah gerangan engkau wahai kekasih..?

Kegelisahan melanda?
Hati yang penuh kerinduan seolah menyenandungkan perihnya rasa yang ada di dada,

Laila..Laila. .Laila?
"Lebih ringan merasakan panasnya padang pasir dari pada menahankan kerinduan ini,

Lebih enak keringnya kerongkongan dari pada keringnya hati akibat rasa rindu yang menggebu,

Tapi tak terbalas dengan setetes air pertemuan"

Laila..laila. .Laila?
Qois berjalan menyusuri sepanjang jalan yang pernah dilaluinya bersama Laila,

Menghirup nafas dalam-dalam,

Seolah ingin kembali merasakan udara yang pernah dilalui bersama Laila?
Tak ada yang diajak bicara,

Dan oranglain yang mengajak bicara tak digubrisnya,

Kecuali bicara soal Laila?
Hanya Laila?

Orang-orang memanggilnya "Majnun" "si gila cinta"

Kemudian sepanjang hari Majnun duduk-duduk di depan gubuk disamping sungai kecil yang berkelok yang mengalir kebawah menuju desa tempat Laila dipingit.

Ia berbicara kepada air,

Agar si air menyampaikan pesannya pada kekasihnya di sana,

"Wahai air yang mengalir,

Wahai air yang berjalan menuju kekasihku,

Sampaikanlah perasaan rinduku ini pada Dia,

Bagaimana aku bisa hidup tanpa pertemuan dengan yang kukasihi ?

Perasaan rindu ini makin menarik-narik hatiku,

Mengoyak, mengaduk dan mengobrakabrik hatiku,

Wahai air,

Sampaikanlah kerinduanku pada Laila,

Hatiku telah dipenuhi olehnya"

Berbulan-bulan ia tidak berjumpa dengan Laila,

Kerinduannya semakin mendalam,

Apa saja yang keluar dari desa kekasihnya,

Akan diperlakukan seolah itu adalah kekasihnya.

Jika kebetulan ada anjing tersesat yang berasal dari desa kekasihnya,

Dirawatnya, diberinya makan, dijaganya, dikasihinya, dicintainya,

seolah itu adalah kekasihnya sendiri.

Ayah Qois ingin mengakhiri drama sedih ini,

Dilamarnya Laila pada ayahnya,

Ia menyiapkan romongan kafilah beserta persembahan yang mahal-mahal,

Dan kemudian dikirimnya menuju desa Laila.

Ayah Laila mempersilakan tamunya dengan baik,

Tetapi apa lacur,

Ketika ia berkata,

"Bagaimana akan kukawinkan anakku dengan orang yang kurang normal ?

bagaimana akan kunikahkan anakku dengan orang yang Majnun ?"

Bapak Qois tertegun tak bisa bicara apa-apa,

Ia bertekat, untuk mengembalikan Qois kepada kehidupannya semula,

Yang baik, yang umum, yang normal.

Dicarilah Qois,

Ketika ketemu,

Diajaklah pulang, didandani, dirawat lagi,

Dan dibuatkan pesta yang meriah bersama banyak wanita-wanita cantik serta hiburan lainnya,

Tapi bagaimana ?

Malam itu bagi Qois si majnun lebih merupakan siksaan daripada menyenangkan,

Hatinya dipenuhi kerinduan pada Laila,

Hatinya sepi, sunyi, hanya Laila yang diharapkan.

Orangtuanya kemudian mencoba menyembuhkan Si Majnun dengan disuruh untuk mengerjakan ibadah haji,

Siapa tahu kerinduannya pada Laila berkurang?
Majnun berangkat demi menyenangkan ayahnya,

Dan didepan multazam,

Didepan altar sang Maha Kuasa,

Majnun bersujud, merintih, menangis dan memohon,

"Wahai Maha Pengasih, Raja diRaja,

Engkau yang menganugrahkan cinta,

Aku hanya mohon kepadaMu satu hal saja,

Tinggikanlah cintaku sedemikian rupa sehingga,

Sekalipun aku binasa,

Cintaku dan kekasihku tetap hidup"

Ayahnya kemudian tahu,

Tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk si Majnun.

Usai menunaikan haji,

Majnun tak lagi kembali,

Melainkan ia memilih pergi,

kepegunungan tanpa memberitahu dimana ia berada.

Lama sekali tak terdengar kabar tentang Majnun.

Sampai satu ketika seorang musafir masuk kehutan dan berteduh disebuah reruntuhan.

Hampir terperanjat ia ketika dilihatnya ada sosok yang kurus kering sedang dikerumuni oleh binatang yang bermacam-macam jenisnya.

Di dekatinya si penghuni kuil,

Dan beberapa waktu kemudian mereka berbagi roti dan berbagi cerita.

Ia Qois si Majnun melantunkan syair-syair dari dalam hatinya untuk Laila.

Keesokan harinya sang musafir melanjutkan perjalanan,

Dan diceritakannya kisah pertemuannya dengan Majnun pada setiap desa yang ia singgahi.

Majnun terkenal ke seantero negri..

Kisah cintanya menjadi legenda di antara para muda mudi?

Banyak orang yang datang ke kuil itu untuk mendengarkan Majnun bersyair..

Sang ayahpun satu waktu mendengar kabar tentang Majnun,

Ia mendatangi reruntuhan kuil itu dan hatinya pedih melihat kondisi anaknya,

Majnun berkata,

"Sudah menjadi takdirku hidup dari cinta, dalam cinta dan untuk cinta"

Kemudian mereka berpelukan,

Itulah terakhir pertemuannya dengan sang Ayah.

Dalam kesendirian,

Laila berujar,

"Dalam hidupku, aku tidak dapat melupakanmu barang sesaatpun.

Kupendam cintaku sedemikian lama, tanpa mampu menceritakan kepada siapapu.

Sedangkan cintamu engkau umumkan ke seluruh penjuru dunia.

Aku membakar di dalam, sedangkan engkau membakar di sekitarmu.

Katakanlah kepadaku kasih, manakah yang dimabuk cinta ?

Akukah atau engkau ???"

Beberapa waktu kemudian, Laila yang sudah tidak memperhatikan tubuhnya,

Diserang penyakit yang parah. Iapun mati membawa cintanya.

Majnun mendengar berita itu, dengan terseok-seok mendatangi makam tempat Laila dikuburkan.

Beberapa saat ia menunggui makam Laila, kemudian iapun menyusul mati di atas kubur kekasihnya.

Konon, ada orang suci yang bermimpi melihat Majnun menghadap Tuhan.

Tuhanpun mendudukkan Majnun di sisinya dan berfirman,

"Tidakkah engkau malu memanggil-manggil Aku dengan nama Laila ???"

Dalam hati si orang suci bertanya-tanya,

"Lalu, dimanakah kedudukan Laila ???"

Kemudian didengarnya Tuhan berfirman,

"Kedudukan Laila jauh lebih tinggi, sebab ia menyembunyikan segenap rahasia
Cinta dalam dirinya sendiri". ??
Robi'ah al-Adawiyah sang Ratu Cinta

"Ya Alloh, jika aku menyembah-Mu karena takut kepada neraka, bakarlah aku di dalam neraka;

dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga,

campakkanlah aku dari dalam surga;

tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata,

janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan WajahMu yang abadi kepadaku"

Sang ratu Cinta lahir dalam kemiskinan yang sangat,

Tak ada kain untuk menyelimuti dirinya,

Tak ada minyak setetespun untuk pemoles pusarnya,

Tak ada lampu untuk menerangi kelahirannya,

Ia adalah putri ke empat,

Maka disebutlah Robi'ah.

Sang ayah menekur sedih memikirkan hal ini,

Mau pinjam ataupun minta,

Sudah menjadi pantangan bagi dirinya.

Semuanya digantungkannya pada Alloh,

Dalam kesedihan ia bermimpi,

Bertemu sang Nabi yang menghibur hati,

"¡Ktemuilah Gubernur Basroh, dan katakan,

"Setiap malam engkau kirimkan sholawat 100 kali kepadaku,

dan setiap malam Jum'at 400 kali,

Kemarin adalah malam jum'at dan engkau lupa mengerjakannya.

Sebagai penebus kelalaianmu itu, berikanlah kepada orang ini 400 dinar,

Yang telah engkau peroleh dengan halal"

Gubernurpun memberikan apa yang dikehendaki oleh Nabi,

Ditambah dengan 2000 dinar bagi sedekah orang miskin,

Cukuplah sudah untuk kebutuhan keluarga Robi'ah.

Sampai keadaan berbicara lain,

Bencana kelaparan melanda Basroh.

Seorang penjahat menculik Robiah,

Untuk kemudian dijual dipasar budak.

Dengan harga 6 dirham,

Majikan membelinya dan memberikannya tugas-tugas yang berat.

Siang hari Robiah bekerja sambil berpuasa,

Malam harinya dihabiskan untuk mujahadah dan muajahah dengan Rob-nya.

Kedekatan beralih menuju ke aqroban,

Keaqroban membawanya kepada kerinduan

Dan kerinduan telah mengantarkannya pada cintanya pada Tuhannya.

"Aku adalah milikNya. Aku hidup dibawah naunganNya.

Aku lepaskan segala sesuatu yang telah kuperoleh kepadaNya.

Aku telah mengenalNya, sebab aku menghayati"

Satu malam yang dingin,

Sang majikan merasakan kegelisahan dalam hatinya.

Maka iapun berjalan kebelakang rumah,

Memeriksa sekelilingnya,

Memeriksa kunci-kunci rumahnya,

Dan ketika ia sampai didekat gudang tempat Robi'ah tinggal,

Kekagetannya membuat ia sendiri gugup,

Lampu yang semula dipegangnya kini terlempar entah kemana.

Bagaimana tidak,

Ketika ia melongokkan kepalanya ke dalam ruang tempat robiah beristirahat,

Ia sedang melihat robiah menjalankan sholat,

Dan?.

Dan di atasnya tampak cahaya yang terang benderang.

Bukan lampu sebab cahaya itu tidak bergantung kepada suatu apapun?

Keesokan harinya, Robi'ah dipanggil,

Majikannya menyampaikan keinginannya.

Ia membebaskan Robiah sebagai budak.

Kini Robi'ah merdeka. Meski sang majikan berharap Robiah mau untuk tinggal dirumahnya, tapi ia memilih untuk pergi menjauhi masyarakat sekitar.

Dan ia menemukan sebuah gua agak dipinggir desa?

Tinggallah ia di sana.

Suatu hari di musim semi,

Robi'ah memasuki tempat tinggalnya,

Kemudian ia melongok keluar sebab pelayannya berseru,

"Ibu, keluarlah dan saksikanlah,

apa yang telah dilakukan oleh sang Pencipta"

"Lebih baik engkaulah yang masuk kemari"

"dan saksikanlah sang Pencipta itu sendiri.

Aku sedemikian asyik menatap sang Pencipta,

sehingga apa peduliku lagi terhadap ciptaan-ciptaanNya ?"

sahut Robiah dari dalam?

Suatu malam sebab terlalu letih, ia tertidur.

Seorang maling menyelusup masuk ke dalam rumahnya,

Dan mencuri cadarnya.

Tetapi, tak ditemuinya pintu keluar.

Cadar diletakkan, pintu keluar terlihat.

Cadar dibawa, pintu keluar tak terlihat lagi,

Terdengarlah suara,

"Hai manusia, tiada gunanya engkau mencoba-coba.

Sudah bertahun-tahun Robi'ah mengabdi kepada Kami.

Syaitan sendiri tidak berani datang menghampirinya.

Tetapi betapakah seorang maling berani mencoba-coba untuk mengambil cadarnya.

Pergilah dari sini.

Jika seorang sahabat sedang tertidur, maka sang Sahabat bangun dan berjaga-jaga"

Ketika seorang sahabat mengantarkan seorang kaya yang ingin memberikan uang emasnya pada Robiah,

Robiah berkata,

"Dia telah menafkahi orang-orang yang menghujjahNya.

Apakah Dia tidak akan menafkahi orang-orang yang mencintaiNya ?

Sejak aku mengenalNya, aku telah berpaling dari manusia ciptaanNya.

Aku tidak tahu apakah kekayaan seseorang itu halal atau tidak,

Maka betapakah aku dapat menerima pemberiannya ?

Dimalam-malam hari yang sepi dan sunyi,

Dalam kerinduannya dengan sang Maha Pencipta,

Robiah bergumam sambil bersujud,

"Ya Alloh,

apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di dunia ini, berikanlah kepada musuh-musuhMu.

Dan apapun yang akan Engkau karuniakan kepadaku di akhirat nanti,

Berikanlah kepada sahabat-sahabatMu,

Karena Engkau sendiri cukuplah bagiku"

"Ya Alloh,

semua jerih payahku dan semua hasratku diantara kesenangan-kesenang an dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau.

Dan diakhirat nanti, diantara segala kesenangan akhirat,

Adalah berjumpa denganMu.

Begitulah halnya dengan diriku,

Seperti yang telah kukatakan.

Kini berbuatlah seperti yang Engkau kehendaki"

Demi agar ia kuat beribadah,

Robiah senantiasa meletakkan kain kafan persiapan dirinya nanti disebelahnya ketika ia sholat?.

Ketika tiba saatnya Robi'ah harus meninggalkan dunia fana ini,

Ia mengisyaratkan dengan tangganya agar orang-orang keluar,

Orang-orang yang sebelumnya menunggui, kini satu demi satu membiarkan robi'ah sendiri.

Setelah itu, mereka mendengar suara dari dalam kamar robiah,

"Yaa nafsul muthmainnah. Irji'I ila robbika"

Beberapa saat kemudian tak ada lagi suara yang terdengar dari kamar robi'ah.


Mereka lalu membuka pintu kamar itu dan mendapatkan Robi'ah telah berpulang.

Konon setelah itu ada yang bermimpi melihat Robiah,

Kepadanya ditanyakan,

"Bagaimanakah engkau menghadapi Munkar dan Nakir, wahai Robiah ?"

Robi'ah menjawab,

"Kedua malaikat itu datang kepadaku dan bertanya,"Siapakah Tuhanmu?".
Aku menjawab,"Pergilah kepada Tuhanmu dan katakan kepadaNya,"Di antara beribu-ribu makhluk yang ada, janganlah Engkau melupakan seorang wanita tua yang lemah. Aku hanya memiliki Engkau di dunia yang luas, tidak pernah lupa kepadaMu, tetapi mengapakah Engkau mengirimkan utusan sekedar
menanyakan "Siapakah Tuhanmu" kepadaku ?"


PENGORBANAN
Jangan bicara cinta kalau tidak bicara Pengorbanan?

Adanya Pengorbanan adalah bukti, Apakah cinta kita palsu, Ataukah cinta kita cinta yang sejati?.


Bagaimana engkau berani mengatakan cinta,

jika 'waktu' saja engkau tak mau mengorbankan demi yang kamu cinta ???



Bagaimana engkau berani mengatakan cinta, jika 'harta'mu saja engkau tak mau mengorbankan demi yang kamu cinta ???

Bagaimana engkau berani berkata cinta,

Jika engkau tidak berani meninggalkan yang lain, selain yang engkau Cinta ???



Tepatlah jika Sang Maha Cinta berfirman,

"Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, keluargamu, harta hasil usahamu, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan tempat tinggal yang kamu senangi, itu lebih kamu cintai dari pada Alloh, Rosululloh dan jihad fisabilillah, maka nantikanlah sampai Alloh mendatangkan keputusanNya"



Mengapakah mesti tidak makan, tidak minum dan tidak ijma' saat puasa ?

Kalau bukan itu adalah pengorbanan ?

Mengapakah mesti ada zakat fitrah, zakat mal, shodaqoh ?
Kalau itu bukan wujud pengorbanan ?

Mengapakah ada sholat malam,

Disaat mengantuk dan disaat yang lainnya terlelap,

Diperintah untuk berdiri dan menegakkan sholat malam ??

Kalau itu bukan wujud pengorbanan ?



Tapi cukupkah hanya itu yang kita lakukan untuk mengharap Ridho Alloh ???

Padahal "Wa ridwanu minnallohi akbar".

Padahal Ridho Alloh itu sesuatu yang besar,

Lebih besar dari sorgaNya?.



Wahai,

Dalam 24 jam yang telah kita pergunakan sehari semalam,

Berapa banyak waktu kita untuk dibuat tidur ?

Enam jam ? delapan jam ?

Lalu berapakah waktu kita untuk dibuat bekerja demi dunia ini ?

Enam jam ?delapan jam ?

Lalu berapakah waktu yang telah engkau berikan untuk mengingatNya ?

Lima menit ? satu jam ? 2 jam ?



Sungguhkah engkau berani mengatakan cinta padaNya ???

TAMAT